TEMPO.CO, Jakarta - Jajaran pengurus Gerakan Pemuda atau GP Ansor menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Kunjungan itu guna menyampaikan undangan pelantikan pengurus GP Ansor sekaligus puncak peringatan Hari Lahir GP Ansor.
"Menyampaikan kepada beliau terkait rencana pelantikan Pimpinan Pusat GP Ansor sekaligus menjadi puncak harlah yang ke-90 tahun,” kata Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin usai pertemuan.
Profil GP Ansor
GP Ansor merupakan salah satu organisasi masyarakat yang populer di Indonesia. Badan otonom di bawah naungan organisasi massa Islam Nahdlatul Ulama (NU) ini bergerak di bidang kepemudaan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan keagamaan. Perannya pun strategis di sepanjang perjalanan bangsa.
Seperti basis massa NU pada umumnya, GP Ansor memiliki struktur kepengurusan yang melibatkan tingkatan pusat, wilayah, cabang, hingga ranting. GP Ansor saat ini telah berkembang dengan 433 Cabang di tingkat Kabupaten/Kota yang berada di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah atau tingkat provinsi, hingga tingkat desa.
Secara historis, GP Ansor yang merupakan organisasi basis kepemudaan dan keagamaan ini didirikan pada 10 Muharram 1353 Hijriah bertepatan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur. Dasar pendiriannya erat kaitannya dengan semangat perjuangan dan nasionalisme yang diusung Sumpah Pemuda sejak deklarasi 1928.
Dikutip dari laman ansor.id, ide pendirian GP Ansor ini sebenarnya sudah dirintis sejak 1921. Wacana muncul dipicu banyak organisasi pemuda berorientasi lokal yang tumbuh, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes, dan lainnya. Pada 1924, akar GP Ansor bertunas, adalah KH. Abdul Wahab, seorang pemikir dari kalangan pemuda tradisionalis, mendirikan organisasi onderbouw NU bernama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air), dipimpin Abdullah Ubaid.
Selanjutnya pada 1931, atas inisiatif Abdullah Ubaid, dibentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian mengalami perubahan nama jadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU) pada 14 Desember 1932 dan jadi Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO) pada 1934. Bertepatan dengan Muktamar NU ke-9 pada 21-26 April 1934 di Banyuwangi, ANO resmi gabung Pemuda NU.
Sejak saat itu, Ansoru Nahdlatul Oelama bertransformasi menjadi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), yang diresmikan pada 24 April 1934 di Banyuwangi. Nama Ansor merupakan saran dari KH. Abdul Wahab, ulama besar sekaligus guru besar kaum muda kala itu. Kata Ansor berasal dari bahasa Arab, Al-anshar, berarti “kaum penolong”. Ini mengacu pada orang-orang yang turut membantu dakwah Nabi Muhammad ketika di Madinah.
Dalam menjalankan perannya, GP Ansor memiliki anggota yang disebut Barisan Ansor Serbaguna, biasa disingkat Banser. Mereka memberikan kontribusi yang signifikan, menunjukkan kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | RIZKI DEWI AYU | IKHSAN RELIUBUN
Pilihan Editor: Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin