TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menanggapi surat terbuka yang dilayangkan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan ditandatangani Ketua Umumnya, Mohammad Siddik. Yusril tak secara langsung berkomentar, tetapi mengirimkan surat tanggapan yang dibuat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Baca: DDII Kritik Yusril, PBB: Ada yang Belum Ikhlas Kami Dukung Jokowi
"Surat tanggapan DDII Kota Pasuruan itu sejalan dengan pikiran saya. Itu saja yang dikutip, saya sedang kampanye di Batam," kata Yusril kepada Tempo, Sabtu, 6 April 2019.
Surat tanggapan DDII Kota Pasuruan itu memuat dua poin, yakni tentang siapa yang berbohong antara Yusril dan pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab. Belum lama ini, keduanya saling menuding satu sama lain sebagai "raja bohong". Adapun poin kedua menyangkut ucapan Rizieq yang menyebut Yusril dan PBB mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
Surat tanggapan itu ditandatangani Ketua DDII Kota Pasuruan Rizal Aminuddin Latief. Saat dikonfirmasi, Rizal membenarkan dirinya menandatangani surat tanggapan itu. Rizal menilai DDII pusat semestinya mengklarifikasi langsung polemik yang terjadi antara Yusril dan Rizieq itu. Alih-alih demikian, kata dia, DDII, malah memberi teguran terbuka. "Maka kami pun perlu nyampaikan surat terbuka pula agar Dewan Dakwah pusat berhati-hati," kata Rizal kepada Tempo, Sabtu, 6 April 2019.
Rizal mengatakan, DDII telah menjatuhkan tuduhan sepihak bahwa Yusril tak berakhlak karimah. Dia menilai DDII tak mencermati secara utuh cerita tersebut, khususnya rekaman percakapan antara Yusril dan Rizieq. Jika rekaman percakapan itu benar, Rizal mempertanyakan sebutan apa yang pantas disematkan kepada Rizieq yang telah menuding Yusril pembohong.
"Dalam surat terbuka Dewan Dakwah itu tidak menjelaskan sama sekali ihwal pernyataan raja bohong, sebab-musababnya. Dengan demikian Dewan Dakwah telah menjatuhkan tuduhan secara sepihak kepada YIM," tulis Rizal dalam suratnya.
Rizal melanjutkan, Dewan Dakwah pusat juga tak mencermati pernyataan Rizieq yang menyebut Yusril dan PBB mendukung Ahok. Padahal kenyataannya, kata dia, dukungan diberikan kepada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Rizal menilai teguran terbuka DDII pusat itu tindakan gegabah dan tanpa perhitungan. Dia mengatakan permasalahan itu justru berimbas menambah jarak antara PBB dan Dewan Dakwah.
Berikutnya, Rizal juga menyinggung posisi PBB yang memilih tidak berkoalisi dengan Prabowo-Sandiaga. Dia mengatakan tak digubrisnya PBB dalam koalisi Prabowo tak terlepas dari penolakan Partai Keadilan Sejahtera.
"Jika Prabowo melibatkan PBB, maka PKS tidak akan bersama Prabowo. Hal ini tentunya akan berakibat urungnya pencalonan Prabowo," ucapnya. "Kami yakin infomasi yang beredar tersebut diketahui oleh Dewan Dakwah, tetapi Dewan Dakwah tidak memberikan tanggapan dan keterangan tentang informasi tersebut."
Rizal mengatakan kini PBB dianggap melenceng dari koalisi keumatan dan dicerca di mana-mana. Padahal, kata dia, hal ini terjadi karena PBB tak dianggap dalam koalisi Prabowo. Rizal pun menilai seperti ada rekayasa dalam polemik ini dan Dewan Dakwah pusat diam saja menanggapinya.
"Nampaknya Dewan Dakwah membiarkan sama sekali dan seolah-olah turut menjadi bagian dalam rekayasa tersebut," kata dia.
Rizal mempertanyakan apakah DDII pusat mau menyampaikan permintaan maaf seumpama Yusril yang terbukti benar. Menurut dia, DDII seharusnya introspeksi dan menjaga situasi tetap baik demi kepentingan PBB dan umat Islam saat ini.
Persoalan ini bermula dari ucapan Yusril dalam sebuah video yang viral. Dia berujar bahwa Rizieq meragukan keislaman calon presiden 02 Prabowo Subianto. Rizieq membantah. Dalam wawancaranya yang tayang di kanal Youtube FrontTV, Rizieq menyebut mantan Menteri Hukum dan HAM itu berbohong.
Yusril menyanggah lagi. Dia lantas mengunggah tangkapan layar atau screenshot percakapannya dengan Rizieq via aplikasi Whatsapp. Dalam percakapan bertanggal 5-6 September 2018 itu, Yusril mengatakan berencana umrah bersama keluarganya pada 29 September-6 Oktober 2018. Dia juga berujar ingin bertamu ke rumah Rizieq di Mekkah di sela ibadah itu.
Baca: DDII Tegur Yusril Ihza Mahendra Soal Rizieq Shihab
Perbincangan lantas berlanjut dengan menyangkut dukungan di pemilihan presiden 2019. Rizieq dan Yusril membincangkan keislaman Prabowo dan adanya Islamophobia di lingkaran Ketua Umum Partai Gerindra itu.