TEMPO.CO, Banjar - Perkembangan industri digital menjadi salah satu pembahasan utama dalam pembukaan Musyawarah Nasional Nahdlatul Ulama (NU) 2019 di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Ahzar, Kota Banjar, Rabu, 27 Februari 2019. Ketua PBNU Said Aqil Siroj sampai Mustasyar NU Ma'ruf Amin dalam sambutannya melontarkan istilah-istilah ekonomi digital, Revolusi Industri 4.0 hingga unicorn.
Baca: Munas Alim Ulama NU Tak Dihadiri Sejumlah Kiai Sepuh
Said Aqil, dalam sambutannya, mengutarakan kekhawatirannya akan perkembangan tekonologi informasi yang berimbas kepada ekonomi masyarakat. Ia menyitir data dari Pensil Global Institute yang mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 akan menghilangkan 800 ribu tenaga kerja di seluruh dunia hingga 2030.
“Khusus di Indonesia, akan ada sekitar 3,7 juta lapangan pekerjaan yang baru. Tapi ada sekitar 52,6 juta lapangan kerja yang berpotensi hilang akibat revolusi industri 4.0,” ujar Said saat membuka Munas NU, di Ponpes Miftahul Huda, Kota Banjar, Rabu, 27 Februari 2019.
Kendati demikian, di tengah kekhawatiran tersebut, Said mendorong masyarakat Indonesia khususnya warga NU untuk bersiap menghadapi revolusi industri generasi keempat itu. Karena, menurut dia, perkembangan teknologi merupakan keniscayaan yang akan dihadapi bangsa kita.
Baca: Di Munas Ulama NU, Jokowi Didoakan Jadi Presiden Lagi
“Salah satu perubahan itu ditandai dengan revolusi industru 4.0 yang bertumpu pada penggunaan massif tekonologi informasi berbasis internet, kecerdasan buatan, Artificial Intelegence dana analisis big data,” ucapnya.
Tak hanya Said yang menyinggung masalah tersebut, calon wakil presiden pasangan Joko Widodo atau Jokowi, Ma'ruf Amin, dalam kesempatan silaturahmi bersama para ulama NU di acara yang sama, mengatakan masyarakat Indonesia harus siap dengan revolusi industri 4.0. Cawapres nomor urut 01 itu pun sempat membahas istilah unicorn.
“Jadi unicorn itu perusahaan start up yang di atas Rp 1 triliun. Warga NU harus tahu itu,” kata Maaruf diiringi tawa para tamu yang datang.
Baca: Jokowi Minta NU Lawan Isu Larangan Azan
Munas-konbes ulama NU tersebut digelar selama tiga hari, sejak 27 Februari hingga 1 Maret 2019. Adapun agenda dari Munas ini adalah para ulama NU akan membahas aneka persoalan (bahtsul masail) yang ditinjau dari hukum Islam.