TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa pemerintah harus fokus meningkatkan daya tahan dan kesigapan dalam menghadapi bencana di 2019.
Baca: Misi Khusus Duta Besar RI di Amerika Serikat dari Jokowi
"Sebagai negara yg berada di atas cincin api, ring of fire, memiliki kondisi geografis rawan bencana, kita harus siap, respon, sigap, dan tangguh menghadapi segala bencana alam," kata Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna pertama tahun ini di Istana Negara, Jakarta, Senin, 7 Januari 2019.
Pada APBN 2019, kata Jokowi, pemerintah dan DPR telah mengalokasikan lebih banyak lagi anggaran untuk melakukan edukasi dan mitigasi bencana alam. Jokowi meminta kepada jajarannya agar edukasi kebencanaan dikerjakan secara baik dan konsisten. "Dilakukan sejak dini, masuk dalam muatan sistem pendidikan kita sehingga betul-betul siap menghadapi bencana yang ada," katanya.
Sejumlah bencana besar yang terjadi tahun lalu di antaranya gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kemudian gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Tsunami juga menerjang pantai-pantai di lima kabupaten di Banten dan Lampung pada 22 Desember 2018.
Pascasejumlah bencana yang terjadi, Jokowi menyoroti pentingnya mitigasi bencana dengan meningkatkan kesadaran dan bimbingan kepada masyarakat terkait dengan penanggulangan bencana sedari dini. Dia menyatakan, pemerintah sudah menyiapkan kurikulum terkait kebencanaan untuk siswa dan masyarakat.
Simak juga: Jokowi Sebut Ekonomi RI Aman dari Ketidakpastian Global
Jokowi mengatakan pendidikan mengenai kebencanaan di sekolah dan masyarakat akan dimulai bulan ini. Pendidikan tersebut diberikan terutama yang di daerah rawan bencana tanah longsor, gempa, maupun tsunami.