TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kasepuhan Adat Sirna Resmi menampung keluarga korban tanah longsor Sukabumi yang terjadi di Kampung Cigarehong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin petang, 31 Desember 2018. "Sementara tinggal dulu dengan warga saudaranya, soal bagaimana ke depan sedang di bahas," kata pemangku adat atau kasepuhan Sirna Resmi Abah Asep Nugraha, Rabu, 2 Januari 2019.
Menurut Abah, nasib warga korban longsor Sukabumi yang selamat tengah dibicarakan bersama Dinas Sosial dan Kementerian Sosial. Saat ini fokus penanganan masih pencarian korban yang belum diketahui nasibnya.
Abah mengatakan, kampung Cigarehong yang tertimbun material longsoran lereng dihuni 101 warga. Mereka tinggal di 33 rumah. Ada tiga rumah yang luput dari bencana longsor Sukabumi tersebut. Kampung itu kata Abah, bagian dari kampung adat atau kasepuhan Sirna Resmi.
Hingga Rabu siang diketahui ada 63 orang yang selamat tragedy longsoran.Jumlah korban meninggal dunia dan yang masih hilang belum bisa dipastikan. Angkanya berubah seiring temuan terbaru tim pencari dan penyelamat (SAR) di lokasi.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan hingga Rabu siang jumlah korban meninggal yang sudah berhasil ditemukan sebanyak 13 orang dan telah diidentifikasi. Dari siaran pers yang dirilis Kepolisian Daerah Jawa Barat, pada hari ini tim berhasil menemukan tiga korban meninggal dunia dan potongan tubuh.
Diperkirakan korban longsor Sukabumi yang belum diketemukan berjumlah 21 orang. Upaya pencarian masih terus dilakukan petugas dan relawan.
ANWAR SISWADI (Bandung)