Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BNPB: Tiga Bencana di 2018 Fenomena Langka

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Tim SAR gabungan dibantu anjing pelacak melakukan pencarian korban tsunami Selat Sunda di sejumlah penginapan di Pantai Carita, Banten, Selasa, 25 Desember 2018. Memasuki hari ketiga tsunami, tim gabungan terus menyisir kawasan pantai dengan bantuan anjing pelacak. TEMPO/Subekti
Tim SAR gabungan dibantu anjing pelacak melakukan pencarian korban tsunami Selat Sunda di sejumlah penginapan di Pantai Carita, Banten, Selasa, 25 Desember 2018. Memasuki hari ketiga tsunami, tim gabungan terus menyisir kawasan pantai dengan bantuan anjing pelacak. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menyebutkan ada tiga bencana alam yang menimbulkan banyak korban jiwa selama 2018 yang merupakan fenomena langka.

Baca: BNPB Perkirakan Tinggi Tsunami Selat Sunda Mencapai 5 Meter

"Tiga fenomena itu adalah gempa beruntun di Nusa Tenggara Barat, gempa Sulawesi Tengah yang disusul tsunami dan likuifaksi terbesar di dunia, dan tsunami Selat Sunda yang dipicu longsor bawah laut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa, 25 Desember 2018.

Dari ketiga bencana tersebut, yang terbesar adalah gempa yang disusul tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah yang menyebabkan 2.101 orang meninggal, 1.373 orang hilang, dengan kerugian ekonomi Rp 18,47 triliun. "Gempa memicu tsunami yang tiba sangat cepat hanya dalam waktu empat menit lalu terjadi likuifaksi yang merupakan peristiwa terbesar di dunia," ujar Sutopo.

Baca: Wajah Pantai Carita setelah Diterjang Tsunami Selat Sunda

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah itu adalah gempa bumi beruntun yang terjadi di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Lombok dan Sumbawa. Bencana tersebut menyebabkan 546 orang meninggal, 1.886 orang luka-luka dan kerugian material Rp 17,13 triliun.

Sementara tsunami yang terjadi di Selat Sunda juga fenomena yang langka karena dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi dari gunung Anak Krakatau. "Longsoran tersebut tidak begitu besar, tapi ternyata menimbulkan tsunami," kata Sutopo.

Hingga Selasa, 25 Desember 2018, pukul 13.00 WIB tercatat 429 orang meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi, sementara kerugian masih dalam pendataan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Satu Keluarga Tewas Tertimbun Reruntuhan akibat Lontaran Material

1 hari lalu

Suasana desa yang terkena abu vulkanik dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Wolorona, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, 9 Juli 2024. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Selasa (9/7) pukul 11:33 WITA dengan tinggi kolom abu teramati 900 meter di atas puncak (2.248 meter di atas permukaan laut) menyebabkan sejumlah desa di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka terdampak hujan abu, sementara itu gunung tersebut juga masih menunjukkan peningkatan aktivitas dan berstatus Siaga level III. ANTARA FOTO/Mega Tokan
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Satu Keluarga Tewas Tertimbun Reruntuhan akibat Lontaran Material

Lontaran material akibat erupsi Gunung Lewotobi Lak-laki kali ini mencapai radius 6 kilometer dari puncak.


Korban Tewas Gunung Lewotobi Terbaru 10 Orang, PVMBG Naikkan Status Menjadi Awas

1 hari lalu

Gunung Lewotobi Laki-Laki saat erupsi. (ANTARA/HO-PVMBG)
Korban Tewas Gunung Lewotobi Terbaru 10 Orang, PVMBG Naikkan Status Menjadi Awas

Proses pencarian korban pada puing-puing bangunan yang hancur tertimpa batu-batuan dari puncak Gunung Lewotobi masih terus berlangsung.


BNPB Sebut Satu Orang Meninggal Akibat Angin Kencang di Bantul

1 hari lalu

Kondisi pasca bencana angin kencang di Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, Sabtu 2 November 2024. Sumber Foto/Video: BPBD Kab Bantul
BNPB Sebut Satu Orang Meninggal Akibat Angin Kencang di Bantul

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi di musim peralihan dari kemarau ke hujan.


Ribuan Rumah Terdampak Banjir di Kabupaten Asahan

3 hari lalu

Ilustrasi banjir. TEMPO/Ifa Nahdi
Ribuan Rumah Terdampak Banjir di Kabupaten Asahan

BNPB mencatat 1.427 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Asahan, Sumatra Utara pada Jumat malam, 1 November 2024.


Pimpinan KPK Ungkap Konstruksi Perkara Korupsi APD Kemenkes

3 hari lalu

Pejabat Pembuat Komitmen pada Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Budi Sylvana (tengah) dan Direktur Utama PT. Energy Kita Indonesia, Satrio Wibowo (kanan), seusai menjalani pemeriksaan, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2024. Budi Sylvana dan Satrio Wibowo, diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan Alat Pelindung Diri di Kementerian Kesehatan RI dengan sumber dana dari Dana Siap Pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020, telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp.319 miliar.TEMPO/Imam Sukamto
Pimpinan KPK Ungkap Konstruksi Perkara Korupsi APD Kemenkes

KPK telah menetapkan 3 tersangka korupsi APD dan menahan ketiganya, yaitu Ahmad Taufik, Budi Sylvana dan Satrio Wibowo.


BNPB Uji Alat Peringatan Dini Bencana Banjir Bandang Kawasan Sekitar Gunung Marapi

8 hari lalu

Pengeceken alat sensor peringatan dini banjir bandang oleh BNPB yang didampingi perwakilan BMKG, BBWS Sumatra V, BKSDA, SDA BK wilayah Sumatra Barat di Pagu-Pagu, Nagai Pandai Sikek, Kabupaten Padang Pajang, Sumatra Barat, Kamis, 24 Oktober 2024. (BNPB).
BNPB Uji Alat Peringatan Dini Bencana Banjir Bandang Kawasan Sekitar Gunung Marapi

Dukungan sistem peringatan dini banjir bandang ini sebagai tindak lanjut bencana yang terjadi pada pertengahan Mei 2024 lalu.


Banjir di Kabupaten Mamuju, 321 Rumah Warga Terdampak

12 hari lalu

Penduduk menerobos banjir di Tarailu, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa, 30 April 2019.  ANTARA/Akbar Tado
Banjir di Kabupaten Mamuju, 321 Rumah Warga Terdampak

Banjir terjadi imbas luapan Sungai Leling seusai hujan dengan intensitas tinggi.


Sungai Barito Meluap, BNPB: Enam Kecamatan di Murung Raya Kalimantan Tengah Terendam Banjir

15 hari lalu

Ilustrasi banjir. ANTARA/Iggoy el Fitra
Sungai Barito Meluap, BNPB: Enam Kecamatan di Murung Raya Kalimantan Tengah Terendam Banjir

Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan Sungai Barito di Kalimantan Tengah meluap. Banjir merendam enam kecamatan.


Lereng Gunung Agung Kebakaran, Berikut Kejadian Serupa Sejak 2011

16 hari lalu

Sejumlah titik api menyala saat terjadinya kebakaran lereng Gunung Agung yang terlihat dari kawasan Kubu, Karangasem, Bali, Kamis, 28 September 2023. Kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di sejumlah titik di lereng Gunung Agung pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut sejak Rabu (27/9) itu diperkirakan terjadi karena adanya gesekan ranting pohon saat musim kemarau. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Lereng Gunung Agung Kebakaran, Berikut Kejadian Serupa Sejak 2011

Gunung Agung kebakaran di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2.000 mdpl. Bukan kali pertama kejadian ini.


Uni Eropa Kucurkan Rp16 M untuk Program RICD di Indonesia

19 hari lalu

Pemerintah Indonesia, Uni Eropa, dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) meluncurkan Indeks Risiko Perpindahan Akibat Iklim atau Risk Index for Climate Displacement (RICD) di Hotel Ayana Midplaza pada Rabu, 16 Oktober 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Uni Eropa Kucurkan Rp16 M untuk Program RICD di Indonesia

Uni Eropa memberikan dana sebesar 1 juta untuk RICD yakni perangkat yang dirancang untuk mengantisipasi, dan merespons pengungsian akibat iklim