TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan tinggi tsunami Selat Sunda yang menerjang pesisir barat Banten dan Lampung Selatan bervariasi. Menurut laporan warga, kata dia, tinggi gelombang tersebut ada yang mencapai lima meter.
Baca: Wajah Pantai Carita setelah Diterjang Tsunami Selat Sunda
"Ada yang mengatakan 2 meter, ada juga yang mengatakan di daerah sekitar Sumur, Tanjung Lesung, Cigeulis, lebih dari 5 meter," ujar Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Selasa, 25 Desember 2018.
Sutopo mengatakan menurut laporan masyarakat, wilayah Pantai Carita terdampak tsunami dengan ketinggian 2 hingga 2,5 meter. Hal itu, kata dia, terlihat dari batas air yang membekas di batang pohon kelapa. "Ini di Carita saja, apalagi di selatan yang meliputi Tanjung Lesung, Cigeulis, Cigaliung, Cimangguh, Sumur tingginya seperti ini," katanya.
Menurut Sutopo, ketinggian tsunami yang bervariasi ini membuat kerusakan tiap wilayah berbeda-beda. Selain itu, kata dia, tinggi tsunami yang kemungkinan mencapai 5 meter itu menjelaskan mengapa bangunan sepanjang pantai bisa hancur porak poranda. "Kalau hanya 30 sentimeter atau kurang dari 1 meter dampaknya tidak seperti ini," ucapnya.
Baca: Pantauan Udara: Lima Pantai di Pandeglang yang Diterjang Tsunami
Sutopo menuturkan BNPB mengerahkan tim untuk melakukan pemetaan tinggi tsunami. Tim nantinya akan melihat seberapa besar dampak tsunami yang menyapu sampai ke daratan. "Pemetaan berapa tinggi tsunami dan berapa landaan yang ada di daratan," tuturnya.
Tsunami di Selat Sunda terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Bencana ini berdampak pada pesisir barat Banten serta Lampung Selatan. Dalam rilis BNPB per tanggal 25 Desember pukul 13.00, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 429 jiwa. Selain itu 1.485 orang menjadi korban luka-luka, 154 masih hilang, dan 16.082 jiwa mengungsi.