TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi menyatakan sudah ada 16 warga sipil yang ditemukan meninggal dalam insiden penyerangan yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata, di Nduga, Papua. Sementara itu, sebanyak 24 warga sipil ditemukan selamat.
Baca: Akui Serang Pekerja di Papua, OPM: Kami Menuntut Kemerdekaan
"Dari 16 korban yang meninggal, sembilan jenazah sudah kami evakuasi ke Timika," ucap Dax melalui pesan singkat, Jumat, 7 Desember 2018.
Sembilan jenazah tersebut sudah dipastikan merupakan karyawan PT Istaka Karya. Proses identifikasi dan otopsi, kata Dax, akan dilakukan di Rumah Sakit Charitas Timika.
Sementara itu, tercatat ada tiga orang korban dari personel gabungan TNI-Polri. Satu orang anggota TNI bernama Serda Handoko meninggal. Sedangkan dua lainnya, satu anggota TNI, Pratu Sugeng, dan satu anggota Polri, Bharatu Wayu, mengalami luka tembak.
Sebelumnya, kepolisian menyatakan sebanyak 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, dibunuh kelompok bersenjata pada Senin malam, 3 Desember 2018. Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, mengatakan penyerangan itu dipimpin Egianus Kogoya sebagai Panglima Komando Daerah Operasi III TPNPB.
Baca: Kelompok OPM Pimpinan Egianus Kogoya di Balik Pembunuhan di Papua
Sebby pun membenarkan bahwa kelompoknya, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM), bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek di Nduga, Papua. Menurut dia, penyerangan dilakukan dengan alasan untuk menuntut kemerdekaan Papua Barat.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan jajarannya akan membentuk Tim Keamanan Bersama TNI-Polri untuk memperlancar proses pembangunan fasilitas jembatan dan Jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga. Selain itu, Panglima TNI juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar pembangunan jembatan dan jalan di Nduga dilanjutkan kembali, setelah sebelumnya dihentikan sementara setelah terjadinya insiden penembakan pekerja proyek.
SYAFIUL HADI