TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau IKA ITS menggelar International Business Summit 2018. Tema yang diusung adalah Smart Investing To Accelerate Indonesia's Economic Growth: Strengthening Energy & Maritime Sector And Nurturing New Local Businesses.
Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat IKA ITS, Dwi Soetjipto, International Business Summit atau IBS membahas topik-topik hangat di Indonesia. Pada IBS 2018 ini, bidang yang hendak dikupas antara lain sektor maritim, sektor energi serta sektor usha mikro kecil dan menengah atau UMKM.
Baca: Menjajal Motor Listrik Gesits Buatan ITS
Pemilihan ketiga sektor ini berdasarkan masukan berbagai pihak dengan melihat kondisi di Indonesia yang dituntut melakukan percepatan investasi. IBS 2018 merupakan sarana mempertemukan para pemangku kepentingan seperti pemerintah, perguruan tinggi dan pelaku usaha.
"Sehingga diharapkan pertemuan ketiga sektor ini mampu menghasilkan rumusan rekomendasi dan rencana aksi investasi di bidang maritim, energi, dan UMKM," kata Dwi Soetjipto seperti rilis yang diterima Tempo, Senin, 26 November 2018.
Dwi Soetjipto menambahkan, "Kami secara khusus mengundang Menteri Energi Sumber Daya Mineral (Ignatius Jonan) sebagai keynote speaker. Hal ini dilatarbelakangi dalam tiga tahun terakhir banyak perubahan regulasi dan kebijakan dalam pengelolaan sektor ESDM".
Ketua Panitia IBS 2018, Djohan, mengatakan acara IBS 2018 berlangsung di Hotel Kempiski Jakarta, Kamis, 28 November 2018. Konsep IBS IKA ITS 2018 merupakan perpaduan dari studium general, presentasi dan focus grup discussion dengan sejumlah narasumber.
“Peserta IBS 2018 kami batasi 300 orang. Ini berkaitan dengan kapasitas gedung dan demi efektifnya acara," kata Djohan.
Pembicara yang tercantum dalam pamflet acara IBS 2018, antara lain Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, Direktur Bisnis Developmen Bulog Imam Subowo, Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN Syamsul Huda dan dosen ITS Raja Oloan Saut Gurning.