TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri pembukaan Muktamar Ikatan Dokter Indonesia ke-30 dan Muktamar Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke-21.
Baca juga: Isran Noor Sebut Kunjungan Jokowi Bak Kaisar Zaman Kubilai Khan
Dalam sambutannya, Jokowi mengenang tentang orang tuanya yang memimpikan ia menjadi seorang dokter. "Dokter itu adalah profesi yang sangat didambakan banyak orang. Itu sejak dulu. Setiap orang tua selalu memimpikan anak-anaknya jadi dokter," kata Jokowi di Samarinda Convention Hall, Kalimantan Timur, Kamis, 25 Oktober 2018.
Jokowi menuturkan, "Saya ingat dulu orang tua saya selalu menyampaikan, Le, Le itu Nak, belajar yang pinter ya biar jadi dokter."
Jokowi mengatakan, orang tuanya tidak pernah memintanya belajar yang pintar supaya menjadi seorang insinyur. "Le belajar yang pintar ya biar jadi dokter. Ya itu celakanya saya jadi insinyur. Tapi enggak celakanya ya, enggak. Tetap saya syukuri. Jadi apapun saya syukuri. Jadi presiden pun saya syukuri," katanya diikuti tawa para peserta muktamar.
Jokowi menceritakan ketika masuk ke pemerintahan dan menggeluti dunia politik, ia belajar dari sejarah-sejarah politik Indonesia. Menurut Jokowi, sejarah membuktikan bahwa banyak pejuang kemerdekaan yang berlatar belakang dokter.
"Coba kita ingat dokter Sutomo, tokoh pendiri Budi Utomo. Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo, tokoh tiga serangkai pendiri Indische Party. Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang memperjuangkan pemuda-pemuda pribumi untuk menempuh pendidikan, serta dokter-dokter lainnya. Kalau sekarang ada Prof Ilham Oetama Marsis, Ketua IDI," ujarnya.
Baca juga: Kubu Prabowo Soal Politikus Sontoloyo: Jokowi Cari Sensasi Publik
Dokter-dokter pada saat itu, kata Jokowi, membawa politik kebangsaan, politik kenegarawanan, dan politik dengan pemikiran besar. Adapun dokter-dokter saat ini, Jokowi mengaku senang karena Ilham Oetama Marsis menyampaikan ingin berubah dan meminta arahan Jokowi untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
Saat menghadiri acara muktamar IDI, Jokowi turut didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.