TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Prabowo - Sandiaga Digital Team (PRIDE) Badan Pemenangan Nasional, Anthony Leong, mengatakan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal politikus sontoloyo hanya untuk mengejar trending topic. "Karena dari big data ada potensi menjadi trending maka pernyataan tersebut bisa dikeluarkan," kata Anthony lewat keterangan tertulis, Kamis, 25 Oktober 2018.
Baca: Jokowi Sebut Banyak Politikus Sontoloyo
Anthony mengatakan diksi yang dipakai Jokowi kurang tepat. Apalagi, kata dia, Jokowi mengucapkan pernyataan tersebut di masa kampanye sehingga memunculkan potensi saling menyerang.
"Kami tidak akan berbalas dengan kata yang negatif. Kami tetap fokus pada key message kami, yakni lapangan pekerjaan, harga bahan pokok, dan komitmen Pak Prabowo dan Bang Sandi dalam membenahi bidang ekonomi," kata Anthony.
Anthony menuturkan narasi Jokowi acap dilontarkan untuk mencari sensasi publik. Sebab sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 itu juga melontarkan kalimat senada, yakni politik bohong. Baik politik bohong maupun politikus sontoloyo diduga diujarkan untuk menyerang kubu lawan.
Sebelumnya, sindiran politikus sontoloyo itu terlontar saat Jokowi menyampaikan sambutannya dalam pembagian 5.000 sertifikat tanah di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Oktober lalu. Jokowi mengatakan belakangan ini banyak politikus sontoloyo muncul sehingga masyarakat harus berhati-hati.
Simak juga: Jokowi Mengaku Keceplosan soal Politikus Sontoloyo
"Hati-hati banyak politikus baik-baik tapi banyak juga politikus sontoloyo," kata Jokowi saat membagikan sertifikat tanah untuk rakyat di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. Sebelum melontarkan pernyataan itu, Jokowi menjelaskan alasan pemerintah berencana mencairkan dana kelurahan tahun depan. Namun rencana ini oleh sejumlah pihak terutama kubu oposisi dinilai politis.