Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

image-gnews
Anggota Tim SAR melakukan pencarian korban di lokasi terdampak gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 11 Oktober 2018. Komando Tugas Gabungan Terpadu Sulawesi Tengah menginformasikan terdapat 2.065 jenazah yang berhasil dievakuasi. ANTARA/Mohamad Hamzah
Anggota Tim SAR melakukan pencarian korban di lokasi terdampak gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 11 Oktober 2018. Komando Tugas Gabungan Terpadu Sulawesi Tengah menginformasikan terdapat 2.065 jenazah yang berhasil dievakuasi. ANTARA/Mohamad Hamzah
Iklan

TEMPO.CO, Palu – Suara Sarmin, 49 tahun, mantap kala menyebut tugasnya saat ini, yaitu pengoperasi alat berat untuk pencarian korban meninggal gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah.

“Saya memang sudah niat untuk membantu tim evakuasi meski ditentang keluarga,” kata Sarmin yang ditemui di Posko Garuda, Jalan Garuda, Palu, Rabu malam, 10 Oktober 2018.

Baca: Pencarian Korban Gempa Palu Diperpanjang Sampai Hari Ini

Sarmin adalah karyawan perusahaan PT Letawa yang berbasis di Pasangkayu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Dengan pekerjaan yang sama, ia bekerja sebagai pengendali eskavator untuk perusahaan itu. Namun, untuk membantu evakuasi jenazah, ini pengalaman pertamanya.

Keberangkatannya ke Palu adalah tugas perusahaan atas nama kemanusiaan. Perusahannya menerjunkan karyawan untuk menangani korban bencana. Kala itu, Sulawesi Tengah diguncang gempa berkekuatan 7,4 SR pada 28 September lalu. Gempa ini diikuti tsunami. Imbasnya, 2.073 jiwa melayang dan ratusan lainnya belum ditemukan.

Sesaat setelah gempa, ada tawaran menjadi relawan. Ia pun mantap mengiyakan. Kendati, kata Sarmin, keluarga kurang merestui. Ayah satu anak ini meyakinkan keluarga bahwa tugasnya mengemban misi kemanusiaan suaah menjadi impian sejak lama.

Baca: JK Akan Tinjau Penanganan Bencana Gempa Palu bersama Sekjen PBB

Singkat cerita, Sarmin tiba di Palu H+4 pascabencana. Job pertamanya adalah membuka jalur evakuasi di gedung Emmy Saelan, Kota Palu. Saat itu, alat beratnya berfungsi untuk meratakan jalan dan menyediakan jalur masuk-keluar bagi tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas.

“Waktu itu, saya harus berhati-hati benar karena gedung di sekitarnya rawan roboh. Saya harus membuat gerakan sangat halus,” kata Sarmin. Ia pun kudu mengubah kebiasaan saat mengoperasikan alat berat sebab medan yang dihadapinya berbeda.

Ia sudah terbiasa memindahkan kayu dan batu di perkebunan sawit. Sedangkan di lokasi bencana, yang ia ‘garap’ adalah puing-puing bangunan yang di dalamnya diduga terdapat jenazah korban.

Di kawasan gedung Ramayana, Sarmin membuka tujuh jalur masuk bagi Basarnas. Sedangkan di titik lain, laki-laki asal Surakarta itu bukan cuma membuka jalur, tapi juga mengevakuasi jenazah. Sampai Rabu lalu, 10 Oktober, sudah ada 35 jenazah yang ia evakuasi menggunakan eskavator.

Baca: TNI Bantah Ada Penolakan Relawan Asing untuk Korban Gempa Palu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sarmin paling banyak menemukan jenazah di kawasan terdampak tsunami di Pantai Talise. Kondisi korban saat diangkat ke permukaan sudah tak utuh. “Di Talise, mayat-mayat sudah membusuk,” ujar Sarmin. Ia sampai mengernyitkan dahi saat bercerita. Bau anyir mayat itu menusuk sampai hidung. Matanya berkaca-kaca saat keluarga korban turut menyaksikan prosesnya.

Di Pantai Talise pula Sarmin pernah mengalami pengalaman tak biasa. Saat mengeruk tanah yang sudah bercampur dengan air laut, cakar alat berat Sarmin mencabut organ dalam seorang korban. “Saya tidak sengaja, tidak tahu. Di situ perasaan saya tidak karuan,” katanya. Dengan hati-hati, ia memindahkan bagian organ dalam itu ke tempat kering untuk dievakuasi oleh tim Basarnas. Ia mengandalkan insting penciuman untuk memprediksi ada atau tidaknya mayat.

Peristiwa lain yang ia ingat adalah kala mencari korban tertimbun reruntuhan di Balaroa. Di lokasi itu, ujar Sarmin, kondisi mayat tak terlalu busuk. Namun setengah mati ia mencarinya. Selama sepekan, ia hanya menemukan 7 korban.

Baca: Pengungsi Gempa Palu Kesulitan Mendapat Bantuan Beras

Dalam proses pencarian, bau menyengat keluar dari rongga puing-puing bangunan. Bau itu bercampur antara bau mayat dan gas. Gas di pemukiman warga sempat meledak hingga mengakibatkan kawasan perkampungan ini terbakar. Mayat-mayat yang ditemukan pun gosong.

Sarmin mengaku kerap mengalami pergolakan. Kadang, ia tak tahan dengan kondisi di depan mata. Namun, naluri kemanusiaannya memenangkan pergolakan itu. Ia mengklaim tak banyak operator alat berat yang sanggup mengerjakan hal serupa.

Selain soal kondisi mayat, di Balaroa, Sarmin pernah mengalami pengalaman tak terlupakan. “Saya pernah mencari mayat di masjid besar di Balaroa. Kata warga banyak anak-anak di dalam masjid itu,” kata dia. Namun setelah digali seharian sampai 7 meter, pencarian mereka nihil. Padahal, ada rongga-rongga di dalam masjid yang memungkinkan mayat berada di sana.

Menurut keterangan warga, kata Sarmin, saat gempa terjadi, tanah bergerak dan terbelah. Ada beberapa yang terjerembab ke dalam patahan tanah dan tertimbun oleh lumpur. Menurut saksi mata, ada pula tanah yang terbuka dan orang-orang terjerembab di dalamnya. Setelah itu, tanah tertutup kembali. “Titik yang ditandai masyarakat ada korban, ternyata banyak yang nihil. Saya enggak tahu itu mereka ke mana,” ujarnya.

Hari pertama berjibaku di lokasi evakuasi, Sarmin sempat grogi saat makan. Ia merasa tak tega menyaksikan kondisi para korban di depan mata. Peristiwa ini akan dibingkai dalam kenangannya.

Baca: Dua Pekan Bertugas di Palu, Begini Kondisi Para Relawan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

8 April 2024

Tangkapan layar dari video kiriman Kepala Desa Tolite Jaya menampilkan sebuah rumah di desanya yang terendam banjir di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, pada Ahad, 7 April 2024. ANTARA/Susanti Sako
Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

Tim Tagana Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kesulitan melakukan evakuasi korban bencana banjir yang menerjang enam desa tadi malam.


Jokowi Resmikan Dua Pelabuhan di Palu Usai Direhabilitasi Akibat Gempa, Telan Anggaran Rp 233 Miliar

27 Maret 2024

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada peresmian Pelabuhan Wani di Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu 27 Maret 2024. Presiden Jokowi meresmikan dua pelabuhan di kawasan Teluk Palu yaitu Pelabuhan Pantoloan di Palu dan Pelabuhan Wani di Donggala, setelah direhabilitasi dan direkonstruksi diharapkan dapat mengembalikan fungsi pelabuhan yang terdampak bencana alam itu dengan meningkatkan kapasitas layanan pelabuhan, peningkatan ekonomi dan sebagai penyangga kawasan IKN. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Jokowi Resmikan Dua Pelabuhan di Palu Usai Direhabilitasi Akibat Gempa, Telan Anggaran Rp 233 Miliar

Jokowi meresmikan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pelabuhan pascabencana 2018 di Kawasan Teluk Palu, Sulteng.


Akan Diresmikan Jokowi, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri yang Rusak saat Gempa Palu 2018 Pernah Dinamai 'Tanah Berdebu'

24 Maret 2024

Terminal Bandara Mutiara SIS Al-Jufri. (Foto:hubud.dephub.go.id)
Akan Diresmikan Jokowi, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri yang Rusak saat Gempa Palu 2018 Pernah Dinamai 'Tanah Berdebu'

Presiden Jokowi akan meresmikan selesainya perbaikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang hancur akibat gempa M7,4 2018.


Rusak Kena Gempa Palu, Rekonstruksi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Selesai Tahun Ini

23 Maret 2024

Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Rusak Kena Gempa Palu, Rekonstruksi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Selesai Tahun Ini

Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu bakal segera diresmikan pasca terdampak Gempa Palu pada 2018 silam yang memakan banyak korban.


UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

20 Desember 2023

Mobil-mobil yang rusak terlihat di tengah puing-puing di samping bangunan yang rusak di kota Dahejia pasca gempa bumi di daerah Jishishan, provinsi Gansu, Cina 19 Desember 2023. cnsphoto via REUTERS
UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

UAV Wing Loong-2H yang dikembangkan secara independen oleh Cina, dikerahkan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan darurat pasca-gempa bumi di Gansu


Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

29 September 2023

Warga mengamati bekas bangunan Masjid Terapung yang ambruk ke laut akibat gempa dan tsunami di Pantai Kampung Lere di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 24 April 2023. Saat musim libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai dikunjungi warga terutama dari luar daerah. ANTARA/Mohamad Hamzah
Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

Gempa Palu Donggala pada 28 September 2018 adalah bencana yang sangat patut untuk dikenang. Lantas berapa korban, rumah rusak, dan hal lainnya?


Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

29 September 2023

Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]
Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

Likuifaksi seperti di gempa Palu adalah bencana yang dapat datang kapan saja. Sering kali disertai gempa dan tsunami menjadikannya sangat berbahaya.


Tepat 5 Tahun Gempa Tsunami Palu 28 September, Peneliti: Perlu Diperingati Sambil Mitigasi

28 September 2023

Warga mengamati bekas bangunan Masjid Terapung yang ambruk ke laut akibat gempa dan tsunami di Pantai Kampung Lere di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 24 April 2023. Saat musim libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai dikunjungi warga terutama dari luar daerah. ANTARA/Mohamad Hamzah
Tepat 5 Tahun Gempa Tsunami Palu 28 September, Peneliti: Perlu Diperingati Sambil Mitigasi

Tepat lima tahun lalu pada 28 September 2018, ibukota Sulawesi Tengah di Palu dan sekitarnya dilanda gempa bumi dahsyat yang diiringi peristiwa tsunami. Peneliti gempa dari Badan Geologi di Bandung Supartoyo mengatakan, masyarakat di Kota Palu dan sekitarnya harus memperingati kejadian itu setiap tahun. "Dengan berbagai kegiatan yang tujuannya adalah pengurangan risiko bencana," katanya, Kamis 28 September 2023 .


Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

27 April 2023

Sejumlah cerita miris pasca gempa di Sumbar. Tempat evakuasi sementara di Padang rusak. Di Kepulauan Mentawai, warga kelimpungan mencari tempat pengungsian.
Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

Tempat evakuasi korban bencana sementara di Padang, Sumbar, rusak. Di Kepulauan Mentawai, warga kelimpungan mencari tempat pengungsian.


Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

23 November 2022

Warga mencari tiang bambu untuk bahan tenda darurat ddari reruntuhan rumahnya di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, 23 November 2022. Pasca gempa bumi Cianjur, warga dihadapkan dengan sulitnya akses air bersih dan belum meratanya pembagian logistik dan tenda darurat. TEMPO/Prima Mulia
Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur Atep Hermawan Permana menjelaskan jasad korban dikeluarkan dari lubang beton dan langsung dibawa ke RSUD Sayang.