Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wali Kota Mengaku Tak Ada Dokumen Penelitian Likuifaksi di Palu

image-gnews
Anggota Palang Merah melewati lumpur tebal di antara reruntuhan bangunan di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 9 Oktober 2018. Palang Merah Indonesia via Petobo merupakan salah satu daerah yang terdampak likuifaksi pascagempa pada 28 September lalu. REUTERS
Anggota Palang Merah melewati lumpur tebal di antara reruntuhan bangunan di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 9 Oktober 2018. Palang Merah Indonesia via Petobo merupakan salah satu daerah yang terdampak likuifaksi pascagempa pada 28 September lalu. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Palu Hidayat mengaku tak pernah menerima dokumen atau peta hasil penelitian zona bahaya likuifaksi di wilayahnya. Ia mengatakan telah mengecek dokumen yang dimaksud ke pihak terkait, yakni Dinas Tata Ruang.

Baca juga: Kenapa Petobo Terdampak Paling Parah Likuifaksi? Simak Kata Ahli

"Tidak ada tim ahli geologi (yang datang) dan kami juga tidak memiliki tim itu," kata Hidayat saat ditemui di rumah dinas Wakil Wali Kota Palu, Jalan Balai Kota Timur, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 10 Oktober.

Hidayat mengatakan selama ini dokumen yang ada hanya peta titik kumpul untuk evakuasi korban saat bencana. Peta itu pun berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Sebelumnya dikabarkan, riset tentang daerah likuifaksi di Sulawesi Tengah itu dilakukan oleh peneliti Geologi Teknik dari Pusat Air Tanah Dan Geologi Lingkungan Badan Geologi, Taufik Wira Buana, pada 2012. Peta tersebut telah diserahkan pada pemda setempat.

Ada tiga keterangan dalam peta. Ketiganya menggambarkan probabilitas terjadinya likuifaksi. Tiga daerah itu meliputi titik yang sangat tinggi, tinggi, dan rendah berpotensi terjadi likuifaksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski mengaku tak pernah menerima data dari ahli geologi, Hidayat memastikan akan banyak peneliti yang membantu daerahnya dalam masa rekonstruksi nanti. "Saya dengar ada ahli sudah datang. Ahli itu nanti yang akan ikut memetakan daerah rawan," katanya.

Para ahli geologi pun disebut akan membuat zonasi yang dapat menjadi rujukan bagi pemerintah untuk membangun huntara atau hunian sementara bagi para korban terdampak gempa. Saat ini, titik-titik huntara untuk pengungsi terdampak likuifaksi Balaroa dan Petobo sudah dirancang.

Baca juga: Gempa Palu, 2.736 Bangunan Sekolah Rusak

Likuifaksi didefinisikan sebagai pencairan tanah atau proses hilangnya kekuatan tanah. Daya dukung tanah menjadi tidak ada karena proses pencairan atau pembuburan. Fenomena ini terjadi akbait efek guncangan gempa bumi. Efeknya dirasakan secara lokal dan masif. Artinya, ada yang menjangkau area tertentu, namun juga ada yang berdampak membuat kerusakan pada area yang luas.

Likuifaksi akibat gempa di Sulawesi Tengah dirasakan oleh beberapa daerah. Di antaranya Balaroa, Patobo, dan Sigi. Imbas kejadian itu, sekitar 5.000 warga diperkirakan hilang dan ribuan rumah ambles.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Viral Tanah Tenggelam di Mamuju, Peneliti BRIN Duga Beberapa Hal Ini Picu Likuifaksi

19 jam lalu

Warga melihat kerusakan akibat fenomena tanah bergerak di Desa Tobadak 7, di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, 4 November 2024. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulbar
Viral Tanah Tenggelam di Mamuju, Peneliti BRIN Duga Beberapa Hal Ini Picu Likuifaksi

Tanah tenggelam di Mamuju dipicu beberapa hal, mulai dari kondisi lahan gambut, mobilitas alat berat, serta genangan air di musim hujan


Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

29 September 2023

Warga mengamati bekas bangunan Masjid Terapung yang ambruk ke laut akibat gempa dan tsunami di Pantai Kampung Lere di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 24 April 2023. Saat musim libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai dikunjungi warga terutama dari luar daerah. ANTARA/Mohamad Hamzah
Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

Gempa Palu Donggala pada 28 September 2018 adalah bencana yang sangat patut untuk dikenang. Lantas berapa korban, rumah rusak, dan hal lainnya?


Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

29 September 2023

Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]
Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

Likuifaksi seperti di gempa Palu adalah bencana yang dapat datang kapan saja. Sering kali disertai gempa dan tsunami menjadikannya sangat berbahaya.


BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

27 Februari 2022

Pasca gempa di Pasaman Barat terlihat semburan air panas di Bonjol Sumatera Barat. Diambil dari Twitter/@Davidharis10
BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, telah melakukan kaji cepat dan pemetaan melalui udara soal kejadian usai gempa Pasaman tersebut


Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

10 Februari 2022

Warga beraktivitas di sekitar bangunan rusun yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Senin 2 September 2019. Bangunan rumah susun berlantai empat yang berada di sekitar permukiman warga tersebut nyaris roboh. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/ama.
Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

Bangunan itu rusak karena dampak guncangan gempa pada 28 September 2018 yang menewaskan lebih dari dua ribu orang.


Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

27 Desember 2021

Warga melintas di area yang terkena gempa di Petabo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Daerah tersebut merupakan salah satu lokasi paing parah terdampak gempa di Palu, dan petugas kesulitan menjangkaunya akibat reruntuhan bangunan dan jalan yang rusak. ANTARA
Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

Bisa ditebak, gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 6,5 itu paling banyak terjadi di wilayah Indonesia Timur daripada Barat.


Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

14 Oktober 2021

Peneliti Pusat Geoteknologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa peraih Leadership Awards jaringan perempuan dunia untuk pengurangan risiko bencana yang diberikan United Nations Office for Disaster Risk Reduction-Regional Office for Asia and Pacific (UNDRR), Rabu 13 Oktober 2021. (FOTO/BRIN)
Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

Penghargaan ini merupakan ajang pengakuan kepada para perempuan yang memberi kontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Asia Pasifik.


PVMBG: Gempa Tojo Una-una Berpotensi Bahaya Ikutan Likuifaksi

26 Agustus 2021

Peta lokasi sumber gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 di Sulawesi Tengah, Senin 26 Agustus 2021. (ANTARA/HO-BMKG)
PVMBG: Gempa Tojo Una-una Berpotensi Bahaya Ikutan Likuifaksi

Likuifaksi terjadi dipicu guncangan gempa kuat pada tanah yang dominan pasir, jenuh air, muka air tanah dangkal berkedalaman kurang dari 15 meter.


Tanah Bergerak di Aceh Besar, Gubernur Minta Petunjuk Peneliti

28 Januari 2021

Gubernur Aceh Nova Iriansyah meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Gampong Lam Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar, Rabu 27 Januari 2021. (M ifdhal)
Tanah Bergerak di Aceh Besar, Gubernur Minta Petunjuk Peneliti

Gubernur Aceh Nova Iriansyah berharap fenomena tanah bergerak hanya tanah longsor biasa.


Setahun Gempa Palu, Warga Cerita Detik-detik Likuifaksi

19 September 2019

Puing yang tersisa di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, salah satu daerah yang terkena likuifaksi saat gempa Palu 28 September 2018. Foto diambil pada 17 September 2018 saat kunjungan Tempo bersama tim kemanusiaan PBB memperingati setahun gempa Palu.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Setahun Gempa Palu, Warga Cerita Detik-detik Likuifaksi

Likuifaksi yang terjadi saat gempa Palu setahun lalu, tepatnya 28 September 2018, membuat tanah bergeser hingga menyebabkan seluruh permukiman hancur.