TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 66.926 rumah rusak akibat gempa dan tsunami Palu. Jumlah kerusakan terbanyak ditemukan salah satunya di daerah yang mengalami fenomena likuifaksi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan di desa Petobo yang mengalami likuifaksi ditemui ribuan rumah yang rusak. Wilayah tersebut tertutup lumpur seluas 180 hektar. "Perkiraan bangunan terdampak sebanyak 2.050 unit," kata dia dalam keterangannya pada Ahad, 7 Oktober 2018.
Baca: Kenapa Petobo Terdampak Paling Parah Likuifaksi? Simak Kata Ahli
Selain Petobo, Sutopo mencatat kerusakan parah terjadi di daerah Balaroa, Palu. "Jumlah perkiraan bangunan rusak 1.045 unit, luas area terdampak 47,8 hektar," kata dia.
Gempa dan tsunami yang melanda Palu dan sekitarnya membuat sejumlah wilayahnya rata dengan tanah. Selain karena tersapu air, ada wilayah yang mengalami fenomena likuifaksi yang menyebabkan kerusakan makin parah.
Baca: Gempa Palu, 2.736 Bangunan Sekolah Rusak
Selain bangunan rumah, BNPB mencatat ada 2.736 unit gedung sekolah yang mengalami kerusakan. Fasilitas umum lainnya pun rusak seperti rumah sakit dan puskesmas.
Sutopo menyebut ada 7 unit fasilitas kesehatan yang rusak berat akibat bencana tersebut. "Rumah Sakit Anutapura dan 6 puskesmas yaitu puskesmas Talise, Bulili, Mamboro, Lere, Nosara, dan Singgani," ujarnya.
Baca: Pemerintah Daerah Disarankan Membuat Peta Potensi Likuifaksi