TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga 9 Oktober 2018, mencatat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah menyebabkan 10.679 orang luka-luka. Korban luka terdiri dari luka berat dan luka ringan. "Korban luka berat berjumlah 2.549 orang dan luka ringan 8.130 orang." Kepala Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikannnya dalam keterangan tertulis
Setidaknya 82.775 orang mengungsi akibat bencana ini. Pengungsi terdiri dari 74.044 orang yang tersebar di 112 titik di Sulawesi Tengah dan 8.731 orang di luar Sulawesi Tengah.
Baca:Taiwan Serahkan Donasi untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018, pukul 17.02. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
BNPB memperkirakan ada 67.310 rumah rusak dalam bencana ini. Selain itu, bencana juga menyebabkan 99 unit fasilitas peribadatan rusak. Fasilitas kesehatan yang juga rusak sebanyak 20 unit terdiri dari 1 rumah sakit, 10 puskesmas, 4 pustu, dan 5 poskesdes.
Baca: JK Jelaskan Alasan Rencana Penghentian Evakuasi Korban Gempa Palu
Korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya, mencapai 2.010 orang. "Korban meninggal yang ditemukan tim SAR gabungan 778 orang, dan ditemukan relawan serta masyarakat 1.232."
Korban tewas ditemukan di beberapa kabupaten dan kota. Yakni, 1.601 orang di Palu, 171 orang di Donggala, 222 orang untuk Sigi, dan 15 orang di Parigi Moutong. "Ada satu orang di Pasangkayu, Sulawesi Barat."
Simak: JK: Korban Gempa Palu Butuh Peralatan Rumah Tangga
Menurut Sutopo, seluruh korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu itu sudah dimakamkan. Korban meninggal yang dikebumikan dalam pemakaman massal berjumlah 934 jenazah. "Sisanya 1.076 jenazah pemakaman dilakukan keluarga." Selain itu, masih ada 671 korban hilang yang belum ditemukan.