TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 66.926 rumah rusak akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Kepala Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah rumah rusak ini berdasarkan semua kategori kerusakan.
"Belum diklarifikasi mana rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan." Sutopo menyamaikannya dalam data tertulis, Ahad, 7 Oktober 2018.
Baca:Korban Meninggal Gempa dan Tsunami Palu Jadi 1.763 Orang
Rumah rusak di Sulawesi tengah berjumlah 66.238 unit. Sedangkan di daerah Sulawesi Barat yang juga terdampak jumlah rumah rusak 688 unit. "Di Sulawesi Barat rumah rusak berat 250 unit, rusak sedang 223 unit, dan rusak ringan 215 unit."
Menurut Sutopo, gempa dan tsunami Palu menyebabkan 2.736 sekolah rusak dan tujuh unit fasilitas kesehatan rusak berat. fasilitas yang rusak itu Rumah Sakit Anutapura dan 6 puskesmas yaitu Puskesmas Talise, Bulili, Mamboro, Lere, Nosara, dan Singgani.
Baca: Pengungsi Gempa dan Tsunami Palu ...
Sutopo menjelaskan rumah dan bangunan rusak kebanyakan berada di daerah terdampak parah saat gempa dan tsunami. Salah satunya di daerah Balaroa, Palu. "Jumlah perkiraan bangunan rusak 1.045 unit, luas area terdampak 47,8 hektare."
Daerah lain yang terdapat banyak bangunan rusak adalah di Petobo, Palu. Petobo merupakan daerah yang terkena likuefaksi saat gempa Palu yang menyebabkan wilayah ini tertutup lumpur seluas 180 hektare. Perkiraan bangunan terdampak di Petobo sebanyak 2.050 unit.
Simak: Gempa Donggala dan Tsunami Palu, Jepang ...
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada pukul 17.02. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
BNPB mencatat sudah ada 1.763 korban meninggal dan ratusan orang juga diperkirakan luka-luka. Terdapat banyak bangunan seperti rumah, kantor, dan fasilitas umum rumah akibat gempa dan tsunami Palu.