TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 8.110 warga melakukan eksodus keluar Kota Palu akibat gempa dan tsunami. BNPB menyatakan kebanyakan warga yang keluar sementara dari Palu itu menumpang di rumah sanak kerabatnya di sejumlah kota.
Baca: BNPB Targetkan Evakuasi Korban Gempa Palu Rampung 11 Oktober 2018
"Mereka masih trauma dan tertekan akibat bencana," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Ahad, 7 Oktober 2018.
Selain trauma, menurut Sutopo, alasan lain adalah kebutuhan dasar di kota itu masih belum mencukupi. "Untuk itu pemerintah telah memfasilitasi lewat jalur udara ataupun laut," kata dia.
Menurut data BNPB, sebanyak 6.157 orang meninggalkan Palu menggunakan pesawat terbang. Sebanyak 4.631 orang di antaranya pergi ke Makasar, 1.173 ke Balikpapan, 182 ke Jakarta, dan 171 ke Manado.
Baca: Korban Meninggal Gempa dan Tsunami Palu Jadi 1.763 Orang
Sementara itu, sebanyak 1.913 orang meninggalkan Palu menggunakan kapal laut. Sebanyak 1.859 orang menuju Makasar dan 55 orang ke Balikpapan. "Evakuasi berjalan tertib," kata dia.
Sutopo mengatakan sebagian warga lainnya menggunakan jalur darat untuk pergi keluar Palu. Namun, BNPB tak memiliki data mengenai warga yang menggunakan jalur darat untuk keluar Kota Palu. "Sulit untuk mendapat data evakuasi melalui jalur darat," kata dia.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 skala richter mengguncang kawasan Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong pada 28 September 2018. Gempa juga mengakibatkan tsunami yang menerjang kawasan Palu.
Baca juga: 5.000 Orang Diduga Hilang Akibat Likuefaksi di Petobo dan Balaroa
Menurut data BNPB per Ahad, 7 Oktober 2018, bencana itu menewaskan 1763 orang, 265 orang hilang, 152 orang diduga masih tertimbun reruntuhan dan 2.632 orang terluka.