TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah hingga Selasa pukul 13.00 WIB mencapai 1.234 orang.
"Korban berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya pada Selasa, 2 Oktober 2018.
Baca: Jokowi Perintahkan Polisi Tangkap Penyebar Hoax Soal Gempa Palu
Sutopo mengatakan angka tersebut kemungkinan akan terus bertambah karena tim Basarnas masih melakukan pencarian para korban. Pada pukul 14.00 WIT, tim pencarian dan pertolongan kembali menemukan 46 korban gempa dan tsunami. Sebanyak 31 orang diantaranya selamat dan 15 orang meninggal dunia.
Ia pun sekaligus mengingatkan agar masyarakat mengacu pada angka korban yang dirilis oleh BNPB. Sutopo mengatakan angka korban meninggal yang disampaikan BNPB adalah korban yang sudah dan sedang dalam proses identifikasi.
Baca: Cerita Petobo, Kampung yang Hilang Ditelan Lumpur Saat Gempa Palu
Adapun proses identifikasi korban, kata Sutopo, dilakukan secara cepat, yaitu dengan memotret wajah dan tanda-tanda khusus lainnya, untuk kemudian segera dimakamkan. "Korban meninggal dunia disebabkan gempa terutama reruntuhan bangunan dan terjangan tsunami. Sebagian sudah dimakamkan setelah diidentifikasi," ujarnya.
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat, 28 September 2018 pukul 17.02 WIB. Gempa tersebut disusul dengan gelombang tsunami yang menerjang wilayah Palu. Saat ini, pemerintah masih melakukan evakuasi terhadap para korban dan membuka akses jalan untuk distribusi bantuan kepada para pengungsi.
Baca: BNPB Jelaskan Nasib 114 WNA Korban Gempa Palu dan Donggala