TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, tetap mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap penyerangan terhadap dirinya. "Saya tidak akan berhenti untuk mengungkap kasus ini, saya akan tetap mendesak Presiden," kata Novel di Gedung Merah Putih KPK, Jumat, 27 Juli 2018.
Baca: Maafkan Penyerangnya, Novel Baswedan: Saya Ingin Move On
Novel pun siap menerima segala risiko agar penyerangan ini terungkap. Sebab, menurut Novel Baswedan, serangan ini bukan semata aksi teror, melainkan juga upaya melemahkan KPK.
Novel mengatakan pelaku penyerangan terhadap dirinya merupakan pihak yang sama dengan pelaku penyerang atau meneror KPK selama ini. Dia pun tetap meyakini kepolisian tidak akan mengungkap kasus ini. "Saya akan tetap mendesak Presiden sebagai atasannya Kepolisian RI untuk menyelesaikan kasus ini," ujarnya.
Novel Baswedan pun meminta agar KPK mengungkap kasus-kasus teror atau penyerangan terhadap karyawan lembaga antirasuah tersebut. "Jangan lagi membicarakan teror penyerangan ini di area-area abu-abu," ujarnya.
Simak juga: Setahun Setelah Penyerangan Novel, Apa Saja yang Terjadi Seputar Kasus ini?
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan akan terus melanjutkan pengungkapan kasus ini. "Nanti jika bertemu dengan Presiden kami akan bicarakan tentang pengungkapan kasus ini," ucapnya.
Sudah setahun lebih sejak Novel diserang orang tak dikenal pada April 2017. Novel disiram menggunakan air keras setelah selesai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan. Namun, hingga kini, polisi belum juga menangkap pelaku penyerangan tersebut. Padahal, sejumlah saksi mata dan rekaman kamera pengawas sudah jelas menangkap gelagat mencurigakan beberapa orang yang berkeliaran di sekitar rumah Novel.
Beberapa hari sebelum diserang, misalnya, ada seorang lelaki berbadan gempal yang datang ke rumah Novel. Ia pura-pura ingin membeli baju gamis. Istri Novel memang berjualan baju gamis. Namun ia hanya menjual baju untuk perempuan. Lelaki yang sama juga terpantau sering berseliweran di rumah Novel.
Simak juga: Novel Baswedan Lihat Pelaku Penyiraman Kembali Datangi Rumahnya
Pada hari lain, ada beberapa orang mencurigakan yang nongkrong di sekitar rumah Novel. Belakangan, polisi menyebut mereka adalah cepu atau mata-mata polisi. Namun polisi meralat pernyataan tersebut dan mengatakan mereka adalah mata elang atau penagih utang untuk kredit sepeda motor. Kasus ini pun gelap sampai saat ini.