TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi mengatakan penembakan tiga terduga teroris di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, merupakan bukti bahwa masih ada terorisme di Indonesia. Dia meminta masyarakat bekerja sama dengan aparat untuk melawan terorisme.
"Semuanya harus sadar bahwa yang namanya terorisme masih ada di negara kita. Oleh sebab itu, saya minta seluruh masyarakat ikut kerja sama dengan aparat untuk menyelesaikan masalah ini," kata Jokowi setelah meresmikan jalan tol Solo-Ngawi ruas Kartasura-Sragen, Ahad, 15 Juli 2018.
Baca: 3 Terduga Teroris Tewas di Jalan Kaliurang, 2 Polisi Luka Bacok
Dia mengatakan pemerintah tak bisa bekerja sendiri. Selama ini pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah terorisme, baik dengan pendekatan lunak maupun pendekatan keras. "Semuanya dilakukan tapi sekali lagi ini merupakan ancaman yang memang harus diselesaikan dengan baik oleh aparat hukum," ujarnya.
Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) melumpuhkan tiga orang terduga teroris di Jalan Kaliurang KM 9,5 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu sore, 14 Juli 2018. Sebelumnya, sempat terjadi baku tembak antara anggota Densus 88 dan ketiga terduga teroris di sekitar area kantor Kecamatan Ngaglik.
Simak juga: Baku Tembak di Jalan Kaliurang Awalnya Dikira Perampokan, tapi...
Ketiganya diduga satu jaringan dengan lima tersangka teroris yang ditangkap oleh Densus 88 di Mlati, Sleman; serta Pleret dan Mrisi, Bantul, pada Rabu, 11 Juli 2018.
Meski ada peristiwa penembakan teroris, Jokowi menyatakan rencana kunjungannya ke Yogyakarta tak terganggu dengan kejadian tersebut. Dia tak akan membatalkan kunjungan dan tetap akan menghadiri suatu acara yang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya.