TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan partainya masih mempertimbangkan soal ajakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bergabung dengan koalisi partai pendukung Joko Widodo atau Jokowi di pemilihan presiden 2019.
Hinca mengatakan Airlangga menyampaikan ajakan itu saat bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Selasa, 10 Juli 2018. Kedua pimpinan partai politik itu bertemu di rumah SBY di Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca: Kata Airlangga Hartarto Soal Pertemuannya dengan SBY
Ketika itu, Hinca ikut mendampingi SBY menerima kedatangan Airlangga bersama politikus senior Golkar MS Hidayat. Menurut Hinca, perbincangan di rumah SBY itu berlangsung cukup lama, sambil minum teh.
"Semua paham bahwa waktunya (pendaftaran pemilu) sudah dekat sekali. Benar ada ajakan bergabung ke koalisi Pak Jokowi. Semua akan kami timbang-timbang," ujar Hinca saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis, 12 Juli 2018.
Menurut Hinca, ada kesepakatan untuk menggelar pertemuan lanjutan antara Demokrat dan Golkar sebelum pendaftaran pemilu pada 4 Agustus mendatang. "Tidak mudah memutuskan karena kalau ingin bersama lima tahun, itu haruslah punya pikiran yang sama," ujarnya.
Baca: Pertemuan Airlangga - SBY, PDIP: Mungkin Ajak Dukung Jokowi
Hinca mengaku belum ada pembicaraan soal pembagian jatah menteri atau calon wakil presiden sebagai persyaratan gabung koalisi Jokowi. "Belum ada bicara orang," katanya.
Airlangga Hartarto sebelumnya mengungkapkan dirinya bertemu dengan SBY dalam rangka memperkuat koalisi partai pendukung Jokowi. Saat ini, ada lima partai yang telah menyatakan dukungannya kepada Jokowi, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai NasDem, dan Partai Hanura. Sementara itu, PAN, PKB dan Demokrat belum mengumumkan sikap.
Baca: Airlangga Bertemu SBY, Puan Yakin Golkar Komitmen Dukung Jokowi
Kendati koalisi partai pengusung Jokowi saat ini sudah cukup, tetapi menurut Airlangga, semakin baik jika komunikasi dengan partai lain terus dibangun. "Dan tentu bagi koalisi partai pendukung presiden, lebih banyak lebih baik di dalam politik," ujarnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.