TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerindra masih ngotot ingin mengajukan Ketua Umumnya Prabowo Subianto sebagai calon presiden menantang inkumben Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Adapun soal nama Anies yang beredar makin kencang, menurut Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon masih sebatas wacana.
“Saya kira kembali kepada partai-partai politik yang mempunyai tiket, apalagi karena regulasi 20 persen,” kata dia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 6 Juli 2018.
Baca juga: Fadli Zon: Seminggu Tiga Kali Bertemu PAN-PKS Bahas Pilpres 2019
Menurut Fadli Zon, partainya melihat yang saat ini elektabilitasnya tertinggi sebagai penantang Jokowi adalah Prabowo.
Dia mengatakan semua survey baik eksternal maupun internal Gerindra, selalu menempatkan Prabowo sebagai penantang utama Jokowi dalam pemilihan presiden 2019.
Fadli mengatakan saat ini Gerindra baru menjajaki koalisi dengan partai-partai yang belum menyatakan sikap mendukung Jokowi. Yang intensif berkomunikasi degan Gerindra yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). “Dan sekarang baru mulai dengan Demokrat.”
Fadli berharap koalisi yang mendukung Prabowo adalah koalsi yang cukup kuat, solid, dan punya konfigurasi yang memungkinkan dan besar kemungkinannya harus menang. “Saya kira baru bicara bagaimana merancang diskusi yang lebih dalam karena Gerindra bisa berkoalisi dengan salah satu partai yang ada, bisa PKS, PAN, Demokrat. Tapi kami berharap koalisi itu menjadi koalisi bersama-sama,” ujarnya.
Baca juga: Gerindra Optimistis PKS Tetap Komitmen Dukung Prabowo Jadi Capres
Saat ditanya sikap Gerindra soal adanya wacana mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden, Fadli mengatakan masih dalam diskusi dan dialog. “Untuk capresnya, kami tetap kepada Pak Prabowo karena beliau di antara semua kandidat, jelas mempunyai elektabilita tertinggi. Saya kira yang lain itu lebih kepada portofolio calon wakil presiden.”
Fadli mengaku saat ini Gerindra baru menemui partai satu per satu, misalnya PKS dan PAN. “Kami juga sedang penjajakan dengan Demokrat, tapi nanti ada saatnya duduk bersama-sama membicarakan ini dari hati ke hati dan kalkulasi politiknya seperti apa,” ujar wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.