TEMPO.CO, Jakarta - Setelah wacana menyandingkan Jusuf Kalla dengan Agus Harimurti Yudhoyono (JK - AHY) kandas, Partai Demokrat kembali menjajaki pilihan lain dalam pemilihan presiden atau pilpres 2019. Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan Demokrat sedang membuka peluang untuk menyandingkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto-AHY atau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-AHY.
"Demokrat sekarang sedang bergerak dengan banyak opsi, di antaranya Prabowo-AHY, Anies-AHY, dan pilihan lain," kata Ferdinand, Kamis, 5 Juli 2018.
Baca: Soal JK - AHY, PDIP: Semoga Golkar Imun Virus Demokrat
Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan bahwa JK sudah menolak wacana Partai Demokrat mengusung dan memasangkannya dengan AHY. Sofjan mengatakan JK memutuskan untuk pensiun dan hanya akan membantu Presiden Joko Widodo dalam pemilihan selanjutnya.
Wacana JK-AHY dalam pilpres 2019 memang sempat menguat. Bahkan spekulasi sempat mencuat setelah Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan JK. Belakangan, di media sosial bahkan viral poster bertuliskan “JK-AHY Coming Soon”.
Simak: PKS Tawarkan Anies Baswedan untuk Pilpres 2019
Ferdinand mengatakan, Demokrat tak masalah dan menghormati keputusan JK. Menurut dia, penolakan JK tak akan mengganggu arah politik Demokrat.
Ihwal opsi Prabowo-AHY dan Anies-AHY, Ferdinand menuturkan keduanya sama-sama berpeluang. Namun, Demokrat masih mempertimbangkan faktor Anies yang tidak diusung partai. "Selisihnya tipis sekali, hanya kendala Anies karena dia harus mengumpulkan modal suara partai, ini dilemanya," kata Ferdinand.
Ferdinand tak menampik pertimbangannya akan berbeda jika Anies diusung salah satu partai. Apalagi, belakangan ini nama Anies menguat di internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai kandidat calon presiden. Presiden PKS Sohibul Iman menyebut adanya aspirasi kader yang ingin mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Baca: Jokowi Sudah Kantongi Sepuluh Nama Cawapres untuk Pilpres 2019
Ferdinand mengatakan Demokrat membuka pintu lobi dengan PKS terkait hal ini. "Tawaran bisa saja diterima, bisa ditolak, dan kemudian muncul tawaran-tawaran lain. Tidak masalah," kata dia.
Adapun ihwal Prabowo, Ferdinand mengatakan modal suara yang dimiliki Ketua Umum Partai Gerindra itu lebih dari Demokrat. Modal itu, kata dia, juga lebih dari cukup untuk kedua partai maju di pilpres 2019.
Dia merujuk pada syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) yang mengharuskan partai politik atau gabungan partai politik memiliki 20 persen suara di Dewan Perwakilan Rakyat dari hasil pemilihan umum sebelumnya. Demokrat memiliki 10,9 persen, sedangkan Gerindra memiliki 13 persen. "Hal-hal seperti ini jadi pertimbangan kami juga," ujarnya.
Intinya, kata Ferdinand, setelah opsi JK - AHY tertutup, Demokrat bakal terus membuka peluang nama lain dalam pilpres 2019.