TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan tak tertutup kemungkinan terbentuknya poros ketiga dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Jazilul menyebut poros ketiga itu sebagai poros kejutan.
"Poros ketiga, saya akan menyebutnya sebagai poros kejutan," kata Jazilul kepada Tempo, Ahad, 1 Juli 2018.
Jazilul mengatakan poros ketiga akan terbentuk jika poros yang ada mengalami masalah. Kendati belum resmi, setidaknya saat ini sudah ada dua poros untuk Pilpres 2019, yakni koalisi pengusung Joko Widodo dan koalisi Prabowo Subianto.
Baca juga: Meski Sulit Terbentuk, Poros Baru Tetap Dijajaki PAN
Adapun wacana poros ketiga diembuskan Partai Demokrat. Sejumlah politikus Partai Demokrat mengungkapkan adanya keinginan membentuk poros baru serta mengusung kandidat selain Jokowi dan Prabowo.
Dua nama yang belakangan kerap disinggung adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla berpasangan dengan Komandan Satuan Tugas Bersama Agus Harimurti Yudhoyono.
Demokrat meyakini koalisi alternatif itu akan terbentuk seiring dengan perpecahan di kubu-kubu yang sudah ada. Menurut Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, koalisi berpotensi pecah jika ada perbedaan pendapat ihwal figur calon wakil presiden, baik di kubu Jokowi maupun Prabowo.
Jazilul menyampaikan pendapat yang hampir senada. Ia menuturkan poros ketiga bisa muncul karena tidak terserapnya aspirasi partai.
Baca juga: Siapa Diuntungkan Jika Poros Baru Terbentuk? Survei Menyebut...
"Karena, masing-masing yang akan tergabung dalam koalisi memiliki agenda. Kalau nanti mekanisme menyerap dan menyimpulkan berbagai aspirasi tidak ketemu, ya itu yang saya katakan tadi (ada poros ketiga)," ujar Ketua Fraksi PKB di Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Pandangan PKB ihwal poros ketiga ini berbeda dengan partai koalisi pengusung Jokowi. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), misalnya, beranggapan poros ketiga sulit terbentuk karena adanya syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold). Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy menyatakan partai-partai yang saat ini belum berkoalisi pada akhirnya akan merapat ke Jokowi atau Prabowo.