TEMPO.CO, Lampung Selatan - Detasemen Khusus Anti Teror 88 (Densus 88) Polri menangkap seorang warga Lampung yang diduga terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Terduga teroris itu ditangkap di Dusun Titi Rantai, Kecamatan Rejosari, Lampung Selatan pada Senin, 25 Juni 2018 pukul 14.30 WIB.
Warga Lampung yang ditangkap itu diketahui bernama Heru Solihin. Ia ditangkap dengan sejumlah barang bukti, diantaranya telepon genggam, buku-buku bertuliskan tulisan Arab dan kumpulan kertas bertuliskan Jihadi.
Baca: Menjelang Pilkada Serentak, Densus 88 Tangkap 13 Teroris
Kepala Kepolisian Sektor Natar Komisaris Rosef Effendi mengatakan pihaknya hanya memberi bantuan dalam penangkapan terduga teroris tersebut. "Sifatnya kami hanya membantu. Hanya itu saja, selebihnya itu merupakan ranah Densus," kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Lampung Komisaris Besar Amran Ampulembang menyatakan sudah menerima informasi terkait penangkapan seorang terduga teroris itu. "Sekarang sedang dalam proses penyelidikan. Tadi saya juga sudah dengar informasi itu dari anggota saya. Kemungkinan kuat terduga teroris itu termasuk dalam jaringan JAD," ujarnya.
Bcaa: Kata Tito Soal Gerakan Jamaah Ansharut Daulah Menjelang Pilkada
Kakak ipar Heru, Batin Suritno yang ditemui di lokasi mengatakan dirinya juga diminta turut serta dalam penggeledahan di rumah Heru. Namun ia berkata tidak melihat Heru dibawa oleh polisi. "Nggak ada dibawa. Heru itu lagi menggembalakan kambing. Bentar lagi juga dia pulang," ujarnya.
Pria berusia 63 tahun itu mengatakan adik iparnya tersebut sudah pernah ditangkap polisi di Provinsi Aceh terkait gerakan-gerakan separatis seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Setelah itu, ia hanya tahu Heru masuk penjara selama enam tahun. "Dia itu baru datang ke sini, sebelum puasa. Anak ada dua dan istrinya juga tinggal di sini," kata Batin.
Sampai kemarin, Polri telah menangkap sebanyak 13 terduga teroris menjelang pelaksanaan pilkada serentak 2018 pada Rabu, 27 Juni mendatang. Para terduga teroris itu diduga hendak melaksanakan aksi teror pada pelaksanaan pilkada. Dari jumlah terduga teroris itu, ada yang ditembak mati karena melawan petugas.
Baca: Rumah Berulang Kali Dikontrak Terduga Teroris, Ini Kata Pemilik