TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menganggap pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY soal aparat yang tidak netral dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) sebagai bentuk peringatan terhadap pemerintah. “Itu mungkin bentuk warning (peringatan) atau harapan keras agar semua pihak melakukan tindakan yang betul-betul netral,” kata Hidayat saat dihubungi, Ahad 24 Juni 2018.
SBY sebelumnya menyebut Badan Intelijen Negara (BIN), TNI dan Polri tidak netral dalam menghadapi pesta demokrasi. Penyataannya tersebut diungkapkan saat melakukan konferensi pers terkait kunjungannya dalam acara kampanye terbuka pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, Sabtu 23 Juni 2018.
Baca: Demokrat Tuding BIN dan Polri Tidak Netral dalam Pilkada
Hidayat mengatakan sudah seharusnya TNI, Polri dan BIN netral dan tidak menjadi alat kekuasaan. Ia berharap pemerintah membuka mata dan mengoreksi diri apabila memang terbukti apabila aparat negaranya berpihak dalam pesta demokrasi.
Hidayat mengatakan salah satu indikasi ketidaknetralan aparat terlihat polisi terlihat ogah-ogahan dalam menindak salah satu akun Twitter bernama @KakekDetektif. Akun tersebut melakukan kampanye hitam terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sudirman Said-Ida Fauziah di Pilkada Jawa Tengah. @KakekDetektif di Twitter menuduh Sudirman berselingkuh dengan Ida.
Simak juga: PDIP Sebut Curhatan SBY Berlebihan
Sudirman lewat tim advokasinya sudah melaporkan akun @KakekDetektif ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah pada Jumat 22 Juni 2018. Namun kata Hidayat, hingga saat ini belum ada tindakan apapun dari pihak kepolisian terhadap akun tersebut.
Makanya, Politikus PKS ini menganggap pernyataan SBY sebagai bentuk peringatan. “Yang seperti itu kan orang mengkhawatirkan ada netralitas yang harus terus menerus dikoreksi dan dikritik supaya betul-betul jadi netral,” kata Hidayat.