TEMPO.CO, Jakarta - Tim riset partai politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaporkan hasil riset mengenai "Indeks Pelembagaan Partai Politik di Indonesia".
Peneliti Pusat Politik (BRIN), Mouliza Kristhoper Donna Sweinstani, mengatakan, Indeks Pelembagaan Parpol merupakan alat ukur akademik untuk mengukur seberapa terlembaga partai politik di Indonesia. Indeks ini fokus mengukur pelembagaan sembilan parpol di parlemen periode 2019-2024.
"Tujuan indeks ini untuk melihat sejauh mana parpol melembagakan diri setelah dua dekade reformasi," kata Donna dalam Launching Pelembagaan Partai Politik: Parameter Ilmiah Membangun Parpol Modern di Indonesia di Jakarta dipantau via YouTube, Rabu 30 Oktober 2024.
Donna mengatakan, ada tiga dimensi untuk mengukur indeks tersebut yaitu derajat kesisteman, infusi nilai, dan kemandirian. Masing-masing dimensi memiliki indikator penilaian.
Derajat kesisteman memiliki empat indikator penilaian yaitu konsisten terhadap aturan partai, konsisten penyelesaian konflik internal berdasarkan aturan partai, konsistensi pergantian pimpinan partai terhadap aturan partai, dan konsistensi pembuatan kebijakan terhadap aturan partai.
Lalu, dimensi infusi memiliki tiga indikator yaitu proses internalisasi, pelaksanaan budaya, dan keberadaan nilai. Lalu, dimensi kemandirian dilihat dari kemandirian dalam pengelolaan organisasi dan kemandirian dalam merekrut pejabat publik.
Berdasarkan dimensi-dimensi itu, PKS menjadi parpol terlembaga dibandingkan delapan parpol di parlemen. "PKS mendapatkan indeks 88,65," kata Donna.
Posisi kedua ditempati oleh NasDem dengan 83,14. Disusul PAN dengan skor 79,87; PDIP dengan skor 76,72; Golkar dengan skor 68,83; Demokrat dengan skor 68,54; dan PKB sebesar 76,65.
"Lalu Gerindra sebesar 67,08 dan PPP sebesar 66,92," kata Donna.
Secara keseluruhan, Donna mengatakan, indeks pelembagaan sembilan partai politik di Indonesia mendapatkan skor 74,16. Jumlah ini merupakan penilaian dari total tiga dimensi yaitu derajat kesisteman dengan skor 57,81; infusi nilai sebesar 71,60; dan dimensi kemandirian sebesar 93,05.
Donna menilai, partai masih harus menyelesaikan pekerjaan rumah dalam derajat kesisteman. Ia mengatakan, parpol masih kurang terlembaga karena ada manuver partai politik yang tidak sesuai aturan yang diakui bersama.
Parpol, kata Donna, juga kasih harus meningkatkan implementasi nilai-nilai. Lalu, parpol harus lebih mandiri karena masih ada yang campur tangan dalam mengambil kebijakan parpol.
Adapun riset ini dilakukan sejak 2020. Riset ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini merupakan pengambilan keputusan yang membandingkan dimensi satu dengan dimansi lain. Dari pembanding itu, akan dipilih dimensi yang lebih penting dan memiliki bobot lebih penting.
Pilihan Editor: Bamus Betawi Nilai Tak Ada yang Salah dalam Guyonan Suswono Soal Janda Kaya, Ini Alasannya