TEMPO.CO, Blitar - Polisi memastikan kelima terduga teroris di Blitar adalah jaringan Jamaah Ansharud Daulah. Aparat kepolisian memperketat pengamanan di wilayah Blitar setelah penangkapan para terduga teroris itu.
Kepala Kepolisian Resor Blitar Ajun Komisaris Besar Anisullah M Ridha mengatakan lima terduga teroris yang diamankan di tiga tempat adalah jaringan JAD cabang Blitar dan Malang. Mereka tengah merencanakan teror dengan menjadikan polisi sebagai sasaran utama. "Mereka ini anggota JAD yang beroperasi di wilayah Blitar dan Malang," kata Anisullah, Kamis 14 Juni 2018.
BACA: Diduga Terkait Terorisme, Tiga Warga Blitar Ditangkap Densus 88
Saat ini polisi masih menginvestigasi kelimanya, apakah terdapat kaitan dengan rangkaian serangan bom di Surabaya beberapa waktu lalu. Karena itu setelah sempat diamankan dan diperiksa di Markas Polres Blitar, kelimanya dibawa ke Markas Polda Jawa Timur untuk diperiksa lebih jauh.
Masih menurut Anisullah, kelima terduga teroris itu memiliki kartu tanda penduduk Blitar. Salah satu dari mereka diketahui lahir di Bengkulu. Polisi hanya memberi inisial mereka sebagai AR, SZ, NH, HW, dan K. Satu pelaku berinisial NH diketahui sebagai dokter yang membuka praktik bekam.
Baca: Lurah: Tiga Terduga Teroris Jarang Bersosialisasi
Hingga kini polisi masih memasang garis pembatas di rumah salah satu terduga teroris di Kecamatan Talun, Blitar. Polisi bersenjata lengkap juga disiagakan di kawasan ini. Dari rumah terduga teroris ini, polisi menangkap tiga orang dan beberapa barang bukti. Diantaranya senjata api rakitan jenis pistol, delapan butir peluru, buku jihad, dan beberapa benda lain. Sementara dua pelaku lainnya ditangkap di Wlingi dan Gandusari.
Kepolisian pun memperketat pengamanan setelah penangkapan kelima teroris ini. Polres Blitar menerapkan pola pengamanan berlapis dengan melibatkan intelijen. "Jadi ada tim lain yang mengawasi rekannya saat bertugas," kata Anisullah. Apalagi saat ini beberapa ruas di Blitar ramai dipadati pemudik dan persiapan Hari Raya Idul Fitri.
HARI TRI WASONO