TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, Bali tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di seluruh area di radius empat kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung. Zona perkiraan bahaya itu sifatnya dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu, mengikuti kondisi vulkanik gunung.
BNPB juga mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung mewaspadai bahaya lahar dingin. “Aliran lahar dingin dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada Tempo, Rabu, 13 Juni 2018.
Baca:
Gunung Agung Meletus Lagi Siang Ini, BNPB: Bali Aman
PVMBG: Gunung Agung di Bali Meletus
Menurut Sutopo, area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung
Status Gunung Agung masih Siaga setelah erupsi pada Rabu, 13 Juni 2018 pukul 11:05 WITA. BPNB menyatakan tidak ada letusan susulan setelahnya. “Hujan abu hanya di sekitar Gunung Agung saja, tidak terlalu jauh,” kata Sutopo.
Bandara Ngurah Rai dinyatakan aman dan aktivitas penerbangan berjalan normal.
Baca:
PVMBG: Status Awas Gunung Agung Diturunkan Menjadi Siaga ...
Gunung Agung Kembali Erupsi, Tingginya 2.500 ...
Sutopo mengatakan erupsi pagi tadi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dan durasi kurang lebih dua menit 12 detik. Kolom abu mencapai dua ribu meter di atas puncak dan 5142 di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Abu erupsi Gunung Agung mengarah ke barat dan barat daya.
Sebelumnya Gunung Agung meletus pada 22.41 pada Ahad 10 Juni 2018. Letusan Gunung Agung saat itu menyebabkan hujan abu hingga 30 kilometer ke wilayah barat. Statusnya juga siaga, sama seperti sekarang.