Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjuangan Mengubah Kebiasaan yang Buruk bagi Lingkungan

image-gnews
Pelopor Penangkapan Ikan Sidat Liar (PPILAR), penerima penghargaan SATU Indonesia Award 2017 kategori kelompok. (Foto: Dok. Astra)
Pelopor Penangkapan Ikan Sidat Liar (PPILAR), penerima penghargaan SATU Indonesia Award 2017 kategori kelompok. (Foto: Dok. Astra)
Iklan

Randi Putra Anom, Akri Erfianda, dan Rego Damantara adalah 3 orang pemuda yang berhasil menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 dalam kategori Kelompok bidang Lingkungan. Mereka terpilih karena kerja keras mereka sebagai Penyuluh Penangkapan Ikan Sidat Ramah Lingkungan. Untuk melakukan berbagai kegiatannya, mereka mengelola sebuah kelompok yang disebut Pelopor Penangkapan Ikan Sidat Liar (PPILAR).

PPILAR sendiri beranggotakan 20 orang nelayan yang tersebar di sejumlah wilayah Bengkulu. Mereka banyak melakukan penyuluhan-penyuluhan dan terus berupaya menyosialisasikan penangkapan ikan Sidat dengan menggunakan alat tradisional bubu. Selain aman bagi lingkungan, alat tradisional ini pun memungkinkan untuk menangkap ikan dalam keadaan hidup dan bernilai jual lebih tinggi.

Salah satu tantangan terbesar yang harus PPILAR hadapi adalah kebiasaan para nelayan menggunakan setrum untuk menangkap ikan Sidat. Para nelayan sudah terlanjur nyaman dan merasa alat setrum dapat menghasilkan tangkapan ikan dalam waktu relatif cepat. Sebaliknya, alat bubu yang PPILAR rekomendasikan pun memiliki kelemahan karena waktu penangkapan yang lebih lama.

Lebih jauh dari sekedar menggunakan alat tradisonal bubu untuk pelestarian lingkungan, solusi yang ditawarkan PPILAR sebenarnya untuk kebaikan masyarakat. Mereka ingin meningkatkan nilai ekonomis ikan Sidat yang memang jauh lebih tinggi bila dijual dalam keadaan hidup. Apabila ikan Sidat yang tertangkap masih kecil, para nelayan pun masih bisa membesarkan ikan tersebut sebelum akhirnya dijual. Sebagai perbandingan, harga ikan Sidat yang dijual dalam keadaan mati hanya mencapai harga Rp 20.000 per kilogramnya. Sedangkan, ikan Sidat yang dijual dalam keadaan masih hidup dapat mencapai harga sekitar Rp 45.000 per kilogramnya.

Kini, PPILAR masih terus berupaya menyosialisasikan penggunaan bubu kepada para nelayan di Bengkulu. Mereka juga mengupayakan agar populasi ikan Sidat dapat terus bertahan di perairan Bengkulu dengan melepaskan sebagian ikan Sidat yang sudah dibesarkan ke muara sungai. PPILAR ingin semua nelayan di Bengkulu pada akhirnya semakin peduli terhadap keberlangsungan hidup ikan Sidat dan melakukan penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

Cerita perjuangan PPILAR dapat Anda ikuti secara lengkap di website www.satu-indonesia.com .

BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

22 Agustus 2018

Mari ikut serta dalam SATU Indonesia Awards 2018 dan berkarya bersama membangun
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

Jika Anda adalah insan muda yang ingin berkontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat, jangan sampai lupa mendaftar SATU Indonesia Awards 2018.


Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

21 Agustus 2018

A’ak Abdullah Al-Kudus, penerima apresiasi untuk kategori Lingkungan.
Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

Pemuda-pemudi ini adalah pelopor SATU Indonesia Awards sejak awal hingga kesembilan kalinya diselenggarakan pada 2018 ini.


Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

20 Agustus 2018

SATU Indonesia Awards 2018 dipersembahkan bagi generasi muda Indonesia yang memiliki semangat tinggi memajukan masyarakat.
Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

Undangan pendaftaran satu Indonesia awards (SIA) 2018.


Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

18 Agustus 2018

Rusmawati
Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

Pendidikan adalah kebutuhan dasar warga pesisir Serdang Bedagai yang penting untuk diperhatikan berbagai pihak.


Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

17 Agustus 2018

Ratna Indah Kurniawati
Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

Penderita kusta seharusnya diberi perhatian dan pengobatan, bukan penilaian yang berujung pengucilan.


Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

16 Agustus 2018

Heri Chandra Santosa
Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

Mulai dari sebuah komunitas, Heri Chandra Santosa membawa sastra untuk dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.


Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

15 Agustus 2018

Dewan juri Satu Indonesia Award 2018
Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

Para calon peserta diharapkan mendaftar selambat-lambatnya tanggal 22 Agustus 2018 mendatang.


Manfaat Besar dari Tanaman Liar

14 Agustus 2018

Hayu Dyah Patria
Manfaat Besar dari Tanaman Liar

Hayu ingin memerangi kekurangan gizi di masyarakat dengan pemanfaatan tanaman liar.


UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

13 Agustus 2018

Pendaftaran Satu Indonesia Award 2018
UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018


Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

11 Agustus 2018

11 Agustus 2018. Andi Taufan Garuda Putra.
Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

Salah satu keterbatasan yang dialami masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam usaha perbaikan taraf hidup adalah ketidaktersediaan modal.