TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan Airlangga Hartarto tak mau mendahului Presiden Joko Widodo atau Jokowi perihal calon wakil presiden 2019. Kata Lodewijk, Ketua Umum partainya bersikap bijak kendati pimpinan daerah mendorongnya maju sebagai pendamping Jokowi.
"Ketua umum kami kan cukup bijak. Pertama, penentuan wapres itu adalah hak prerogatif presiden. Kedua, beliau tidak ingin mendahului," kata Lodewijk di kantor Dewan Pengurus Daerah Partai Golkar DKI Jakarta, Jumat, 1 Juni 2018.
Baca juga: Dicalonkan Sebagai Wapres Jokowi, Ini Kata Airlangga Hartarto
Sebelumnya, Lodewijk mengklaim 34 pimpinan DPD Partai Golkar se-Indonesia ingin Airlangga Hartarto menjadi cawapres Jokowi dalam pemilu 2019 nanti. Aspirasi tersebut disampaikan dalam silaturahmi nasional yang digelar hari ini.
Salah satu alasannya, kata Lodewijk, yakni optimisme pimpinan DPD bahwa Golkar dapat meraih kemenangan hingga 60 persen dalam pemilihan kepala daerah 2018. Pada pilkada 2017 lalu, Golkar meraih kemenangan 56 persen dari target 60 persen.
"Tahun ini peluang kami lebih besar. Jadi tadi kalau dari laporan para Ketua DPD, mereka sangat optimis kami berada di atas 60 persen," ujarnya.
Airlangga Hartarto pun menyatakan hal senada. Ketua Umum yang juga pembantu Jokowi di kabinet ini mengatakan nantinya akan ada forum membahas calon wakil presiden bersama partai koalisi.
Baca juga: Cawapres Jokowi, Cak Imin dan Airlangga Hartarto Saling Mendoakan
"Kami kembalikan kepada Bapak Presiden, nanti akan ada forum pasca-pilkada," ujar Menteri Perindustrian ini.
Airlangga Hartarto juga enggan berkomentar saat ditanya niat mendeklarasikan diri sebagai cawapres Jokowi dengan adanya dukungan para pimpinan DPD ini.
"Di mana-mana, yang ada deklarasi calon presiden," ujarnya.