TEMPO.CO, Jakarta - Survei Indo Barometer menunjukkan sebesar 68,6 persen masyarakat puas terhadap kinerja Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden. Namun, sebanyak 29,4 persen masyarakat menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, mengatakan jika hasil tersebut dibandingkan dengan survei sebelumnya, tren tingkat kepuasan publik terhadap Joko Widodo mengalami fluktuasi pada Maret 2015 - Januari 2018. "Hasilnya sempat melemah hanya pada September 2015," ujar Qodari di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.
Baca: Survei Indo Barometer: Elektabilitas Jokowi 40,7 dan Prabowo 19,7
Dari distribusi kepuasan, kata Qodari, mayoritas pemilih yang puas atau sebanyak 60,8 persen mendukung Jokowi. Sementara, yang tidak puas terhadap Jokowi, sebanyak 40,1 persen adalah pendukung Prabowo Subianto.
Indo Barometer juga merilis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden. Sebesar 61,2 persen menyatakan puas, sedangkan 34,8 persen menyatakan tidak puas terhadap kinerja JK. Bila dilihat berpasangan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pasangan Jokowi - JK adalah sebesar 65,1 persen, sedangkan yang tidak puas sebanyak 32 persen.
Qodari menjelaskan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Menteri Jokowi - JK adalah sebesar 58,6 persen. Sedangkan masyarakat yang menyatakan kurang puas adalah sebesar 34,2 persen. "Kalau dicermati, ada kesenjangan antara kepuasan presiden dan menterinya," ujar Qodari.
Baca: Survei Indo Barometer: Gatot Nurmantyo Calon Wapres Terkuat
Saat ditanya secara terbuka, lima alasan utama publik menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi - JK. Sebanyak 29,7 persen menyebut pembangunan infrastruktur meningkat sebagai alasan kepuasan terhadap kerja Jokowi. Selain itu, 18,1 persen menilai banyak pencapaian, sebanyak 13,8 persen puas karena adanya bantuan bagi rakyat kecil. Sebanyak 8,7 persen menilai kinerja Jokowi bagus dan 5 persen puas karena kebijakan tegas Jokowi.
Sementara, lima alasan utama publik menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi. Beberapa di antaranya disebabkan oleh harga sembako yang belum stabil sebanyak 19,1 persen, lapangan pekerjaan masih terbatas 12,2 persen, banyak tenaga kerja Cina sebanyak 10,3 persen, kemiskinan dan kesenjangan sebanyak 8 persen, dan masih banyak korupsi sebanyak 6,9 persen.
Survei dilaksanakan pada 15–22 April 2018. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1.200 responden dengan margin of error ± 2.83%. Tingkat kepercayaan 95 persen dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.