Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Keluarga Terlibat Terorisme, Begini Analisis Pengamat

image-gnews
Polisi memasang garis polisi pasca-ledakan bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela setelah diguncang ledakan bom, di Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, 13 Mei 2018. AP Photo/Trisnadi
Polisi memasang garis polisi pasca-ledakan bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela setelah diguncang ledakan bom, di Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, 13 Mei 2018. AP Photo/Trisnadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi terorisme dengan bom bunuh diri di Surabaya yang melibatkan pelaku dari satu keluarga baru pertama kali terjadi di Indonesia. Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak itu melakukan teror dan meledakkan bom yang menempel di tubuh mereka.

Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina Ihsan Ali Fauzi mengatakan penyebaran paham radikalisme memang lebih mudah dilakukan kepada keluarga. Hal itu juga sempat diungkapkan dalam penelitian Hafes pada 2016.

Penelitian ini, ucap Ihsan, menyatakan keamanan yang makin meningkat mendorong rekrutmen berbasis keluarga dianggap lebih aman. "Penularan paham radikalisme di dalam keluarga juga sulit dideteksi," ujar Ihsan di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Kamis, 17 Mei 2018.

Baca: Mengapa Bom di Surabaya? Ini Kata Pengamat Terorisme

Karena itu, menurut Ihsan, ikatan keluarga mempercepat radikalisasi. Pertimbangannya bukan lagi politik atau ideologi, tapi ikatan keluarga. Dalam hubungan keluarga, ada cinta, trust atau kepercayaan, dan kesediaan berkorban. Dengan begitu, mereka sulit berkhianat karena memiliki hubungan keluarga.

Hal ini juga yang dirasakan mantan narapidana terorisme, Ali Fauzi Manzi. Dia adalah adik teroris Ali Imron dan Amrozi. Keduanya adalah pelaku Bom Bali I tahun 2002.

Sejak berusia 18 tahun, Ali menceritakan, ia bergabung dengan saudara-saudaranya. Ia bertugas merakit bom. Keempatnya ditangkap dan dipenjara. Saudaranya dihukum mati dan seumur hidup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Ada Pengamanan Khusus di Sidang Aman Abdurrahman Hari Ini

Keluar dari penjara, Ali mendapat pengobatan medis dibiayai polisi. Pandangannya tentang polisi yang jahat pun berubah karena ia diperlakukan manusiawi. Ali lantas melanjutkan hidupnya dengan berkuliah dan menjadi pengamat teroris hingga membentuk lembaga deradikalisasi untuk mantan teroris di Surabaya.

Ali pun menuturkan tidak hanya hubungan keluarga yang bisa membuat orang bisa terikat dan terbentuk ideologi radikalnya. "Proses yang terjadi di tempat pembinaan calon teroris juga bisa," ujarnya. Ia mengatakan, pada dasarnya, sebuah komunitas teroris itu menyediakan dua dukungan kepada anggotanya.

Pertama adalah dukungan nonmateri, yakni ideologi dan persaudaraan atau pertemanan. Komunitas ini memberikan pemahaman radikal kepada anggotanya melalui lembaga pendidikan, daurah, idad, dan lainnya. Dukungan yang kedua adalah materi, yakni bantuan pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan. "Hadirnya dua support itu yang mengikat anggotanya sehingga sulit keluar," ucap Ali. Akhirnya, muncul perasaan khawatir, jika keluar, mereka tidak mendapat dua dukungan itu, tidak punya teman, dan dikucilkan.

Baca: BNPT Dukung Koopssusgab Dihidupkan Lagi untuk Tangani Terorisme

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

2 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.


Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

3 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang


Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

3 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.


Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

9 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.


BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

24 hari lalu

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

Program Desa Siapsiaga merupakan pelibatan semua unsur masyarakat di desa dalam mencegah terorisme.


Tabrak Satu Keluarga Muslim Hingga Tewas, Pria Kanada Dihukum Seumur Hidup

34 hari lalu

Keluarga Afzaal di Kanada terbunuh ketika Nathaniel Veltman menabrak mereka karena membunuh ayah, ibu, dan kedua putri mereka.  Korban ketiga, bocah lelaki berusia 10 tahun, mengalami luka-luka. Foto: X
Tabrak Satu Keluarga Muslim Hingga Tewas, Pria Kanada Dihukum Seumur Hidup

Seorang pria Kanada pada Kamis dihukum seumur hidup setelah menabrak hingga tewas empat anggota keluarga Muslim pada 2021


Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

37 hari lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat ditemui usai acara pemberian penghargaan insentif fiskal kepada pemerintah daerah di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Selasa, 3 Oktober 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

Plt Menkopolhukam Tito Karnavian meminta BNPT membuat sejumlah program untuk mencegah terorisme di Indonesia


Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

50 hari lalu

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

Guru besar memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia


Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

17 Januari 2024

Petugas mengevakuasi jenazah tersangka anggota sekte Kristen bernama Good News International Church di hutan Shakahola di wilayah Kilifi, Kenya, 22 April 2023. Anggota sekte Kristen itu percaya bahwa mereka akan pergi ke surga jika mereka mati kelaparan. REUTERS/Stringer
Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

Paul Mackenzie, pemimpin aliran sesat sekte kelaparan di Kenya akan didakwa melakukan pembunuhan dan terorisme atas kematian lebih dari 400 orang


Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

15 Januari 2024

Calon Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud MD, melakukan ziarah ke makam syarifah Almababah Khadijah atau yang dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 12 Januari 2024. DOK. FOTO/TPN Ganjar-Mahfud
Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

Mahfud Md menyebut sejatinya soal kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama.