TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membantah pernyataan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengenai perilaku anak pelaku bom di Surabaya ketika di sekolah.
Risma sebelumnya menyatakan anak dari Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, tidak pernah mengikuti pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di sekolah. Dia juga menolak mengikuti upacara bendera.
Baca juga: Ke Rumah Terduga Teroris Bom di Surabaya, Risma: Saya Ndak Ngira
Muhadjir mengatakan siswa tersebut tak pernah melakukan hal yang disebut Risma. "Saya sudah panggil kepala sekolah, guru kelas, dikumpulkan di Surabaya. Enggak ada itu (tak pernah ikut mata pelajaran PPKN)," kata Muhadjir di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.
Menurut Muhadjir, anak pelaku bom di Surabaya itu justru masuk kategori anak baik. "Bahkan kakaknya sering memimpin upacara. Jadi tidak ada tanda-tanda anak-anak itu melakukan penyimpangan," kata dia.
Muhadjir menuturkan sekolah pasti sudah mengambil tindakan tertentu jika anak tersebut menolak belajar. "Apalagi anak kecil enggak mau ikut PMP, enggak mau nyanyi, saya jamin itu pasti sekolah (kasih sanksi)," ujarnya. Pasalnya siswa bisa tak naik kelas jika tidak mengikuti pelajaran.
Baca juga: Risma Bentuk Trauma Center untuk Anak Pelaku Teror Bom Surabaya
Dia menuturkan, pemerintah sudah menyiapkan program khusus untuk menguatkan karakter anak melalui Program Penguatan Karakter (PPK). Program ini baru berjalan tahun lalu setelah Peraturan Presidennya dikeluarkan. Dia berharap dengan program tersebut anak bisa terhindar dari pengaruh radikalisme yang coba ditanamkan kepada mereka.