TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendatangi rumah terduga pelaku peledakan bom di Surabaya, Ahad malam, 13 Mei 2018. Pasangan Dita Oepriyanto dan Fuji Kusuma tinggal di sebuah perumahan di kawasan Wonorejo Asri, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Ia tak menyangka terduga teroris bisa berasal dari keluarga yang ekonominya berkecukupan.
"Terus terang, saya enggak mengira orang dalam kehidupan mapan juga punya keinginan melukai orang lain. Sedih ya, ndak ngira," ujarnya kepada wartawan, Ahad malam.
Baca: Pelaku Bom di Surabaya Satu Keluarga, Begini Pembagian Tugasnya...
Biasanya, ucap Risma, para terduga kasus-kasus terorisme berasal dari kelas sosial menengah ke bawah. “Yang surprise, ini tinggalnya di perumahan yang perekonomiannya bagus.” Biasanya, tutur Wali Kota Surabaya, para terduga atau tersangka teroris tinggal di tempat kos. “Yang saya sedih itu.”
Perempuan 55 tahun itu pun merasa sedih lantaran selama ini telah mencoba memberikan pelayanan terbaiknya bagi masyarakat Surabaya. Tak hanya peduli kepada anak putus sekolah, Pemerintah Kota Surabaya juga berupaya menyelesaikan semua masalah fasilitas umum, seperti jalan rusak dan banjir. "Tapi kemudian kalau ada yang seperti ini kan ya sedih saya, menyakitkan juga."
Risma mengingatkan, tak ada satu pun agama yang memperbolehkan kekerasan. Ia menegaskan, bahkan di dalam Al-Quran, tanaman pun tak boleh dihabisi begitu memasuki Tanah Suci. "Jangankan membunuh orang, binatang dan pohon saja tidak boleh. Segitunya agama ini mengatur. Kok, kita sekarang tega. Ingat, kebenaran itu hanya milik Allah. Titik."
Baca: Jokowi: Peledakan Bom di Gereja Surabaya sebagai Tindakan Biadab
Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya mengeluarkan peraturan untuk meliburkan kegiatan belajar siswa sekolah di Surabaya, Senin, 14 Mei 2018. Keputusan itu berlaku bagi semua siswa, baik di tingkat TK, SD/MI, maupun SMP/MTs, pasca-ledakan bom.
Keputusan itu dikeluarkan melalui surat edaran yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan hal itu sebagai bentuk dukacita atas musibah meledaknya bom di Surabaya. "Tadi ada beberapa sekolah yang kepala sekolahnya menanyakan, karena para orang tua masih trauma. Ya sudah, saya liburkan satu hari."