TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Quomas mengatakan Ansor bersedia menerima penceramah dari aliran mana pun. Baik dari wahabi maupun salafi. “Asalkan dakwahnya santun, kami akan terima,” kata Yaqut saat dihubungi Tempo pada Ahad, 6 Mei 2018.
Ansor menolak Khalid Basalamah berceramah di Masjid Hasyim Asyari, yang dibangun sebagai bagian dari penghormatan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asyari, yang pengikutnya sering di-bid’ah-kan. “Dakwah, dakwah saja, tapi jangan menjelekkan kelompok yang tidak sepaham.”
Baca: GP Ansor Tidak Melarang Khalid Basalamah Berceramah, kecuali...
Bid’ah adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Amaliah warga NU yang kerap di-bid’ah-kan di antaranya selamatan, ziarah kubur, mencium tangan kiai, dan minum air bekas kiai. Padahal, ujar Yaqut, amaliah seperti itu diyakini warga NU sebagai amaliah yang lumrah tapi diharamkan oleh Khalid.
Khalid Basalamah direncanakan memberikan siraman rohani untuk tablig akbar yang digagas Tim Kajian Ilmiah Pegawai Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada Ahad, 13 Mei mendatang. Tablig akbar digelar untuk menyambut Ramadan 1439 H di Masjid Raya Hasyim Asyari, Jakarta. “Kami menolak permohonan tempat untuk dakwah Khalid Basalamah.”
Baca: GP Ansor Tak Setuju Ustad Khalid Ceramah di...
Ceramah Khalid Basalamah, kata Yaqut, kerap menyinggung amaliah yang dilakukan warga NU. GP Ansor menghargai perbedaan. "Namun jangan sampai Khalid Basalamah ceramah di tempat pendiri NU, yang pengikutnya sering di-bid’ah-kan."
Simak: Pegawai DKI Undang Khalid Basalamah, Masjid Hasyim Belum Dikontak
Sejak awal, kata Yaqut, GP Ansor telah meminta pengurus Dewan Kemakmuran Masjid menolak permohonan penyelenggara tablig akbar yang akan mendatangkan Khalid. Masih banyak masjid lain untuk dijadikan tempat berceramah Khalid Basalamah.