TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengatakan ada operasi intelijen yang dilakukan di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun dia enggan menyebut pihak yang melakukan operasi tersebut.
"Cara masuk ke persoalanya harus melalui sejarah," kata Fahri saat dihubungi, Jumat, 20 April 2018. Dia enggan merinci lebih lanjut pernyataannya.
Baca: Fahri Hamzah Menuding Ada Operasi Intelijen Memecah Belah PKS
Sebelumnya Fahri mengatakan ada upaya sistematis berupa operasi intelijen untuk memecah belah PKS. Pernyataan itu merupakan tanggapan atas beredarnya dokumen setebal 27 halaman berjudul ‘Mewaspadai Gerakan Mengkudeta PKS'. Berkas itu menyatakan PKS terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok Orang Sana (Osan) dan Orang Sini (Osin).
Menurut dokumen itu, Osan merupakan loyalis Anis Matta (AM) yang terafiliasi dengan Fraksi Sejahtera. Sedangkan Osin disebut sebagai loyalis partai yang terafiliasi pada Fraksi Keadilan.
Disebutkan dalam dokumen itu, Osan tengah berupaya merebut kekuasaan dengan jalan menguasai keanggotaan Majelis Syuro. Karena itu strategi untuk menghadapi Osan salah satunya dengan menggagalkan pencalonan Anis Matta sebagai presiden 2019 dari PKS.
Baca: Mardani Ali Bantah Ada Kubu Keadilan dan Kubu Sejahtera di PKS
Dalam dokumen yang sama, Osan dinilai berbahaya. Mereka disebut memiliki sumber pendanaan yang kuat. Sumber dana grup ini, seperti dikutip dari dokumen, berasal salah satunya dari 9 Naga, kelompok yang kerap dikaitkan dengan para pegusaha keturunan Tionghoa. Fahri disebut menjadi salah satu pentolan dari faksi Osan. “Itu file operasi intelijen,” kata Fahri.
Namun, ia membantah adanya perpecahan di tubuh PKS. Perbedaan di antara anggota partai tidak sampai membuat PKS terbagi menjadi dua kelompok.