Desa Semedo adalah salah satu wilayah di Banyumas, Jawa Tengah yang menjadi sumber penghasil gula kelapa. Warga masyarakat Desa Semedo pun umumnya secara turun-temurun sudah bekerja sebagai petani gula. Namun sayang, tingginya produksi gula di desa ini tidak diikuti tingkat kesejahteraan warganya. Bahkan, Desa Semedo sempat menyandang predikat desa tertinggal.
Kondisi miris Desa Semedo ini ternyata mencuri perhatian seorang pemudanya. Akhmad Sobirin namanya, pria lulusan program vokasi Fakultas Teknik Mesin Universitas Gajah Mada ini memelopori dan mengajak masyarakat desa asalnya untuk memproduksi gula semut yang memiliki harga cukup tinggi di pasar ekspor. Setelah lulus dan sempat beberapa waktu bekerja secara profesional, Sobirin pun tergerak untuk pulang ke tempat asalnya dan memajukan kehidupan warga di sana.
Walaupun berbahan dasar cairan nira yang sama, namun gula semut berbeda dengan gula kelapa yang berbentuk blok. Pada pembuatan gula blok, cairan nira dimasak sampai kental, dituang ke dalam cetakan, lalu dbiarkan sampai beku. Sedangkan untuk membuat gula semut, cairan nira harus dimasak hingga warnanya pekat, kemudian harus diaduk hingga membentuk kristal. Adonan gula yang sudah mengkristal diletakkan di bawah sinar matahari hingga kering.
Pemberdayaan masyarakat Desa Semedo yang dilakukan Sobirin adalah sesuatu yang sangat positif. Penghasilan masyarakat dalam menghasilkan gula blok meningkat drastis saat mereka mulai mendalami pembuatan gula semut. Ditambah lagi, harga gula semut sangat baik di pasar ekspor, bahkan sudah berhasil masuk di 16 negara.
Upaya Sobirin memajukan masyarakat Desa Semedo bukannya tanpa tantangan. Ia pernah menghadapi sejumlah ancaman karena gagasannya tentang pembuatan gula semut ini dinilai membahayakan keberadaan para tengkulak yang bertahun-tahun mendapatkan untung besar dari para petani. Selain itu, bagi Sobirin, mengubah pola pikir masyarakat jauh lebih sulit daripada proses mempelajari pembuatan gula semut atau gula kristal ini.
Atas kreatifitas, inovasi, dan semangatnya membangun warga desa tempatnya berasal, Akhmad Sobirin pun diganjar apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2016. Kini, ia semakin matang dengan berbagai program ekonomi berbasis desa. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi kisah Akhmad Sobirin dan program SATU Indonesia Awards, silakan kunjungi website www.satu-indonesia.com .
BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO