TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengatakan keputusan Partai Gerindra mendeklarasikan ketua umumnya, Prabowo Subianto menjadi calon presiden 2019, mematahkan spekulasi yang berkembang selama ini soal kotak kosong atau calon tunggal dan poros ketiga.
"Keputusan itu mengakhiri dua spekulasi tersebut," kata Romi, sapaan Romahurmuziy di kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jakarta pada Kamis, 12 April 2018.
Baca: Gerindra Resmi Usung Prabowo Subianto di Pilpres 2019
Menurut Romi, deklarasi Gerindra menutup partai lain untuk membangun poros ketiga. Selain itu, keputusan Gerindra tersebut akan menyajikan tanding ulang antara Jokowi dan Prabowo pada pilpres 2019.
Pada Rabu, 11 April 2018, Partai Gerindra resmi mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden untuk pilpres 2019. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra.
Baca: Prabowo Putuskan Maju Capres, PBB Bangun Poros Ketiga
Romi berharap jika duel ulang tersebut benar terjadi, setiap kandidat harus mencegah adanya sikap intimidasi dan ujaran kebencian yang berbasis suku, agama dan ras antar golongan. "Jadikan kontestasi yang akan datang sebagai pertarungan yang menyejukan," ujarnya.
Menurut Romi, dukungan partai kepada Jokowi sudah jelas. Setidaknya lima partai dalam pemilu 2014 telah menyatakan dukungannya. Selain itu, kerja Jokowi sebagai inkumben sudah terlihat nyata kerja, yang tercermin pada lembaga survei yang menunjukan tingkat kepuasan masyarakat di atas 60 persen.
Namun, sebagai partai pengusung, PPP tidak akan berpuas diri untuk merebut suara. Romi mengatakan partainya akan terus bekerja keras dan membalik kekalahan yang dulu masih terjadi di 161 kabupaten dan kota di 10 provinsi. "Kami akan berusaha pada pemilu tahun depan," ujarnya.
Baca: Syarat Usung Prabowo, PKS Ingin Cawapres dari Kadernya