TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Sohibul Iman mengatakan partainya akan mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden 2019, dengan catatan Ketua Umum Gerindra itu mesti didampingi salah satu dari sembilan nama kader PKS.
"Kalau Gerindra berkoalisi dengan PKS, maka salah satu syaratnya PKS ingin cawapres diambil dari sembilan nama itu," katanya pada Kamis, 12 April 2018.
PKS tengah menyeleksi sembilan nama kadernya untuk dimajukan dalam pilpres 2019. Sembilan nama itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.
Baca: PKS Belum Memastikan Mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019
Sohibul menuturkan PKS sejak awal sudah bertekad ingin ada pasangan capres lain di luar inkumben. Dengan adanya deklarasi Gerindra mengusung Prabowo menjadi capres, maka keinginan PKS sudah terpenuhi karena Joko Widodo mempunyai lawan dalam pilpres tahun depan.
Selain itu, PKS mempunyai riwayat berkoalisi yang sudah cukup lama dengan Gerindra. Jadi, kata Sohibul, PKS akan berusaha mengajukan pilihan cawapres dari sembilan nama tersebut untuk mendampingi Prabowo.
Meski begitu, Sohibul tak mau berandai-andai jika Prabowo emoh memilih calon yang disodorkannya. Soalnya, sebagai orang yang ada di lembaga eksekutif PKS, Sohibul telah menerima mandat dari majelis syura untuk memperjuangkan salah satu kadernya agar dipilih menjadi cawapres Prabowo.
Baca: Diplomasi Berkuda Prabowo untuk PAN dan PKS
Menurut Sohibul, jika ada nama lain di luar sembilan nama tersebut, harus ada proses di Majelis Syura PKS. "Enggak harus (dari sembilan nama kader PKS tersebut)," ujarnya. Namun, kalau ada calon dari luar, Sohibul menuturkan, "Harus melewati majelis syura."
Karena itu, internal PKS sejauh ini belum melirik calon dari luar. Apalagi, menurut dia, semua nama yang dicalonkan PKS mempunyai kesamaan karena telah menjalankan seleksi. "Karena itu, siapa yang dipilih, bagi PKS sama saja. Toh, kami akan solid dukung," ucapnya.
Sejauh ini, Sohibul melanjutkan, figur dari luar kader PKS yang ingin berkomunikasi datang dari mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo. Pada Jumat pekan lalu, Gatot ingin bertandang ke PKS, tapi batal. "Tapi sekarang beliau sudah minta (bertemu) lagi," tuturnya. "Tim saya dan relawan Selendang Putih sedang merumuskan kapan waktunya."