TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy menilai secara realitas politik sulit untuk memunculkan calon presiden alternatif untuk Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
"Dalam politik kita boleh punya idealisme, tapi ketika bertarung di lapangan kita lihat realitas," katanya usai menjadi pembicara seminar dalam rangka HUT Ke-51 Universitas Hasyim Asyari di Jombang, Jawa Timur, Sabtu, 17 Maret 2018.
Menurut Rommy, sapaan akrabnya, untuk menjadi capres paling tidak harus memiliki tiga modal, yakni politik, sosial, dan finansial.
Baca juga: Gerindra Bakal Deklarasikan Prabowo Calon Presiden Awal April
Modal politik, kata dia, setidaknya capres harus memenuhi syarat 20 persen dari total kursi DPR atau 112 kursi.
Modal sosial, lanjut dia, seorang capres harus memiliki rekam jejak yang baik dan elektabilitas yang tinggi yang cukup untuk memenangi pertarungan.
Sementara modal finansial jelas diperlukan karena untuk menjadi capres jelas memerlukan biaya politik yang besar.
"Sampai saat ini kita lihat tidak ada yang punya modal yang cukup untuk dipertandingkan untuk apa berpayah-payah menginisiasi sebuah rekayasa yang secara politik hitungannya tidak mungkin," katanya.
Baca juga: Golkar Bentuk Relawan Gojo untuk Pemenangan Jokowi di Pilpres
Oleh karena itu, ia meyakini Pilpres 2019 merupakan pertarungan ulang Jokowi-Prabowo dengan komposisi partai pengusung yang mungkin berbeda dari pilpres sebelumnya.
Menurut dia, sejumlah pertemuan elit partai untuk membentuk poros ketiga kecil kemungkinan terwujud.