TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pernah penjadi pembuat dan penjual donat bersama keluarganya. Hal tersebut ia lakukan saat keluarganya dalam keadaan ekonomi yang lemah.
"Mas Hadi yang membikin donat, penjualnya kakak saya, dan saya menitipkan donat-donat ke warung. Itu cukup lama, sampai Mas Hadi masuk Akabri(Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)," kata adik Hadi Tjahjanto, Kolonel Wahyu Tjahjadi saat ditemui di kawasan Senayan, Jumat, 16 Maret 2018.
Baca juga: Hadi Tjahjanto: Istri Saya Orang Singosari, Makannya Nasi Jagung
Hal tersebut diungkapkan saat peluncuran buku Anak Sersan Jadi Panglima karya Eddy Suprapto. Menurut Wahyu peristiwa tersebut terjadi sekitar 1976 sampai 1977 atau saat Hadi berusia 14 sampai 15 tahun.
Menurut Wahyu buku tersebut kurang detail menceritakan situasi sebenarnya, karena hanya diceritakan keluarga mereka dalam ekonomi pas-pasan saja. Padahal menurut Waktu lebih dari itu.
Wahyu menceritakan salah satu yang paling dia ingat saat ibunya, Nur Saa'dah harus mengangkat kulkas sendiri untuk dijual karena utang yang melilit keluarganya waktu itu. Pernah juga ibunya sampai berhutang gula satu kuintal. "Penulis malah tidak sanggup menulis sebegitu susahnya kami waktu dulu," ujar Wahyu.
Baca juga: Kata Hadi Tjahjanto Soal Penghina Istrinya yang Ditangkap Polisi
Namun, Wahyu sangat mengapresiasi buku tersebut. Menurut Wahyu cerita masa lalu ia dan keluarganya bukanlah sebuah derita, melainkan cerita untuk dibahas, diingat, dan menjadi pembelajaran untuk dikenang sambil tertawa.
Dalam buku tersebut dituliskan juga, Hadi Tjahjanto pernah menjadi caddy atau pengambil bola golf untuk membantu orang tuanya membiayai sekolah adik-adiknya.