TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membuka penyebab partainya tak kunjung mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pemilihan Umum 2019. Menurut dia, pendeklarasian Prabowo terkendala masalah teknis.
"Tinggal teknis saja, menunggu waktu yang tepat," kata Fadli Zon, yang juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 12 Maret 2018.
Baca Juga:
Baca juga: Survei SDI di Sulsel: Jokowi, Prabowo dan Ahok Paling Populer
Fadli tak khawatir jika tak kunjung dideklarasikannya Prabowo sebagai capres bisa menurunkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Dia pun membantah jika pendeklarasian Prabowo karena tidak solidnya koalisi pendukung antara Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. "Saya kira nanti pada waktunya, kita akan deklarasikan dulu, duduk bersama dengan calon mitra koalisi," ujar dia.
Ia mengatakan partainya masih berkomunikasi dengan partai yang belum menentukan sikap arah koalisinya, seperti PAN, Demokrat, dan PKB.
Fadli Zon mengatakan partainya enggan terburu-buru karena masih panjangnya masa pendaftaran capres dan cawapres pada Agustus 2018. "Kalau masih panjang berarti masih banyak ruang untuk melakukan dialog komunikasi dan menggalang partai-partai yang ada," ujar dia.
Prabowo Subianto digadang-gadang Partai Gerindra menjadi calon presiden yang diusung pada Pemilu 2019. Prabowo kemungkinan bakal berkompetisi dengan Joko Widodo, calon presiden yang resmi diusung PDI Perjuangan dengan dukungan empat partai lain, yakni Partai Golkar, Hanura, NasDem, dan PPP.
Kemarin, DPD Gerindra DKI Jakarta mendeklarasikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang berlaga dalam Pemilihan Presiden 2019. Deklarasi ini, kata Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra M. Taufik, adalah bentuk penyerapan suara masyarakat, khususnya di DKI Jakarta, untuk menyampaikan aspirasi kepada pengurus pusat agar segera mencalonkan sang ketua umum sebagai capres.