INFO JABAR – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan anggaran pendidikan di Jawa Barat meningkat pada 2018. Diketahui, anggaran pendidikan pada 2017 sebesar Rp 1,7 triliun dan naik menjadi Rp 1,9 triliun di tahun ini.
"Dana tersebut akan digunakan untuk dana bantuan operasional sekolah (BOS), tunjangan guru, serta kenaikan honor guru honorer,” kata Aher, sapaan akrab Gubernur, saat meninjau Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Bogor, Jumat, 2 Maret 2018.
Menurut dia, sejak 1 Januari 2017, SMA atau sekolah menengah kejuruan (SMK) dikelola provinsi. Sehingga dia meninjau dan memperhatikan langsung pendidikan di Jawa Barat agar lebih maju. Jumlah SMA atau SMK negeri di Jawa Barat sekitar 800 dan swasta 3.000 sekolah.
"Dengan dipegang provinsi, kita akan terus meningkatkan kualitas siswa dan pengajar. Fasilitas juga akan terus kita tingkatkan, supaya pendidikan di Jawa Barat semakin maju," ujarnya.
Untuk sekolah tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dikelola kabupaten atau kota. Lalu, lembaga pendidikan, seperti ibtidaiah, sanawiah, dan aliah, akan mendapa prioritas atau kemajuan dari Kementerian Agama.
Aher juga berharap, guru dan kepala sekolah bisa menghadirkan sekolah yang ramah anak. Sehingga sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi para pelajar."Kita punya jargon, sekolah adalah rumah kedua. Saat siswa berada di rumah, mereka merasa nyaman, begitu juga di sekolah. Di rumah ada orang tua yang sayang, begitu pun guru dan kepala sekolah, seperti itu," ucapnya.
Karena itu, dia meminta para guru untuk mengajar dengar ramah. Menurut dia, sudah tak zaman lagi ada guru yang mengajar dengan cemberut atau marah-marah. Sekolah harus membangun suasana yang penuh cinta dan kasih, sebagai rumah besar yang dihuni guru serta murid.
"Keluh kesah para pelajar, tidak harus terfokus pada guru bimbingan konseling (BK). Namun guru lain, termasuk kepala sekolah memiliki fungsi sebagai layaknya guru BK. Anak-anak yang galau mau curhat harus difasilitasi. Jangan sampai mereka salah curhat dan terjerumus narkoba," tuturnya. (*)