INFO NASIONAL - Sebagai bentuk keseriusan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), pemerintah Indonesia berupaya mempercepat pengembangan produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) yang ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik.
Demi mendukung program LCEV, Mitsubishi Motors Corportion (MMC) menyerahkan 10 kendaraan listrik kepada pemerintah Indonesia lewat Kementerian Perindustrian. Kesepuluh mobil tersebut, terdiri atas delapan unit Mitsubishi Outlander PHEV (model SUV plug-in hybrid) dan dua unit Mitsubishi i-MiEV.
Baca Juga:
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan upaya penurunan emisi yang dilakukan Indonesia adalah ikut menyelamatkan bumi serta memenuhi amanat Pasal 28 UUD 1945. “Pemerintah menjamin hak setiap warga negara memperoleh lingkungan yang baik dan sehat,” katanya saat serah terima mobil listrik Mitsubishi sekaligus ikut mencoba test drive di halaman kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin, 26 Februari 2018.
Sejumlah menteri terlihat juga ikut mencoba mengendarai mobil ramah lingkungan ini, di antaranya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, juga Menteri Perhubungan Budi Karya.
Kendaraan listrik terbukti ramah lingkungan dan mendukung pengurangan emisi GRK. Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia mengurangi emisi GRK sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030. Target kondisional tersebut akan dicapai melalui penurunan emisi GRK sektor kehutanan (17,2 persen), energi (11 persen), pertanian (0,32 persen), industri (0,10 persen), juga limbah (0,38 persen).
Baca Juga:
Mitsubishi Outlander PHEV memiliki kecepatan maksimal 200 kilometer per jam dan mampu menempuh jarak hingga 800 kilometer, dengan kombinasi bahan bakar bensin dan tenaga listrik. Jika hanya menggunakan tenaga listrik (full EV), kendaraan tersebut mampu menempuh 55 kilometer. Sementara Mitsubishi i-MiEV memiliki kecepatan maksimal 120 kilometer per jam dan jarak tempuh hingga 120 kilometer dengan kondisi full charge listrik.
Menurut Menteri Airlangga, target pengembangan kendaraan listrik sudah menjadi bagian dari roadmap pengembangan kendaraan bermotor nasional. “Pada 2025, ditargetkan 20 persen dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia adalah kendaraan LCEV, termasuk kendaraan listrik,” ujarnya.
Tahapan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah pengembangan kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau, kemudian kendaraan hibrid, hingga kendaraan listrik.
Airlangga menyebutkan strategi pengembangan LCEV dan kendaraan listrik dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya memberikan insentif kepada kendaraan yang beremisi karbon rendah serta melakukan kajian dan sosialisasi penggunaan kendaraan listrik.
“Selanjutnya melakukan pilot project untuk daerah atau jenis kendaraan tertentu atau kendaraan untuk keperluan tertentu dengan menggunakan listrik. Seperti kendaraan ekspedisi, transportasi umum dengan rute tertentu dan kendaraan yang berorientasi pada daerah tertentu,” ucapnya. (*)