TEMPO.CO, Bandung - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rachmat Syafei meminta ulama dan kiai tidak takut terhadap isu penyerangan ulama oleh orang gila.
"Kami itu jangan takut. Harus berani. Waspada saja," katanya seusai deklarasi anti-politik uang dan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di Bandung, Rabu, 21 Februari 2018.
Baca juga: Tangani Serangan Pemuka Agama, Polri Kirim Satgas ke Tiga Polda
Rachmat mengatakan, bila ustad khawatir dengan keselamatannya gara-gara isu tersebut, yang terjadi mereka malah akan jatuh dalam permainan orang.
"Kalau misalkan ustad takut, itu kena permainan orang. Kenapa harus takut?" ujarnya. "Saya berani mengatakan jangan sampai kena permainan orang. Orang itu siapa? Ya, permainan yang main saja, yang seperti ini. Itu saja," ucapnya tanpa merinci lebih lanjut soal permainan yang dimaksud.
Rachmat khawatir isu ini malah bisa membenturkan sesama umat Islam. Karena itu, dia meminta masyarakat tidak usah khawatir, misalnya menjadi takut ke masjid.
Baca juga: Pagar Nusa Jaga Keamanan Kiai dari Teror Orang Gila
Dia menambahkan, tidak semua isu soal penyerangan ulama itu benar. Bahkan, kata Rachmat, lebih banyak hoax yang beredar. "Mungkin dari tujuh laporan, hanya satu yang benar. Setelah diperiksa, enggak ada apa-apa," tuturnya.
Rachmat meminta pihak kepolisian menelusuri isu penyerangan terhadap ulama. Misalkan pelakunya dianggap gila, kata dia, polisi harus mengusut tuntas siapa yang menyebabkan gila. "Jangan sampai disebut gila, selesai. Enggak bisa begitu," katanya.