TEMPO.CO, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, mengatakan banyak orang yang salah kaprah dan menilai Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak lulus kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia mengatakan, pada dasarnya saat di Mesir, Gus Dur memang tidak berkuliah.
Dalam peringatan sewindu wafatnya Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Jumat, 22 Desember 2017, Gus Mus mengenang masa pertemuannya dengan Gus Dur. Ia bercerita bahwa Gus Dur lebih dulu mendapatkan beasiswa untuk belajar di Al-Azhar. Namun ternyata, semenjak tiba di sana, Gus Dur tidak pernah berkuliah hingga tiba kedatangan Gus Mus.
Baca: Khofifah Kenang Tanda Kewalian Gus Dur Saat Daftar Calon Presiden
Uniknya, saat Gus Mus datang, Gus Dur menanyakan jurusan yang ia ambil. Setelah dijelaskan, Gus Dur malah memutuskan ikut mengambil jurusan tersebut. "Ya udah, aku ikut," ucap Gus Mus menirukan jawaban sahabatnya saat itu.
Lalu, Gus Dur merasa tidak suka setelah ia melihat daftar mata kuliah yang akan dipelajarinya. Menurut dia, semuanya itu sudah pernah ia pelajari di bangku pesantren. "Jadi dia enggak kuliah. Dia lalu kirim surat lamaran (kerja) ke Bagdad, Irak, dan diterima," ujar Gus Mus.
Baca: Haul Gus Dur, Kelompok Musik Gereja Bawakan Syair Lir-Ilir
Meski begitu, menurut Gus Mus, sahabatnya itu adalah orang yang berwawasan luas. Ia sangat hobi membaca. Bahkan, jika Gus Mus membicarakan tentang apa pun, Gus Dur selalu mengetahuinya.
"Saya cerita tenang bintang film ini, dia sudah tahu. Saya bicara tentang pemain bola ini, dia sudah tahu. Ulama ini, dia sudah tahu. Dia ngertian karena dia banyak jalan," tutur Gus Mus.
Gus Dur wafat di usia 69 tahun pada 30 Desember 2009. Ia sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo akibat komplikasi penyakit yang dideritanya.
Gus Dur merupakan salah satu tokoh organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Ia merupakan cucu pendiri NU, Hasyim Asy'ari, dan anak Menteri Agama era Presiden Sukarno, Wahid Hasyim.