TEMPO.CO, Jakarta - Kementrian Sosial akan membangun Pusat Keunggulan Taskin dan Penyuluhan Sosial. “Ini akan jadi tempat orang dari daerah dan tamu dari luar negeri untuk belajar tentang program pemberantasan kemiskinan (taskin),” kata Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial, Kementrian Sosial, Edi Suharto pada Kamis 23 November 2017.
Pernyataan Edi disampaikan saat membuka Lokakarya Penyusunan Blueprint Penyuluhan Sosial di Jakarta. Penyusunan cetak biru atau disain baru tersebut dilakukan Kementrian Sosial bekerja sama dengan PT Surveyor Indonesia.
Baca juga: Khofifah: Angka Kemiskinan Pedesaan di Jawa Timur Paling Tinggi
Menurut Edi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah menugaskannya untuk membentuk Pusat Keunggulan Taskin dan Penyuluhan Sosial. Wadah ini nantinya berada di bawah Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos).
Edi membayangkan di dalam Pusat Keunggulan itu terdapat paket-paket magang pembelajaran. Misalnya paket satu hari, dimana peserta mendapat informasi tentang program pemberantasan kemiskinan di tiap daerah.
Peserta tinggal mencari dari basis data terpadu dan akan keluar informasi yang dibutuhkan. Mulai dari wilayah (rukun tetangga dan rukun warga), jenis bantuan, nama programnya dan lainnya. Mereka bisa melakukan kunjungan ke lapangan di Jakarta, misalnya pemukiman kumuh di Kecamatan Tanang Abang, Jakarta Pusat.
Ada lagi paket magang 3 hari yang lebih mendalam. Setelah berdiskusi di Pusat Keunggulan Taskin, mereka bisa melakukan studi banding ke daerah yang terbaik menjalankan Program Keluarga Harapan (PKH), khususnya dalam bidang Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan e-Warung.
“Jadi peserta dan tamu dari luar negeri dapat informasi dan memahami soal kemiskinan dari lapangan,” ujar Edi, yang mendapat doktor bidang kajian pembangunan dari Massey University, Selandia Baru.
Edi menjelaskan karakteristik kemiskinan di Indonesia berbeda-beda setiap daerah. Program pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintah telah terkenal di luar negeri.
Memang, dalam laporannya pertengahan November 2017, Bank Dunia mengapresiasi program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Termasuk reformasi program bantuan sosial yang lebih baik sehingga dapat membantu mengurangi kemiskinan dan ketimpangan dengan lebih cepat.
“Apresiasi itu hendaknya menjadi penyemangat bagi segenap tim yang terlibat dalam penyaluran bansos agar semakin baik dan tepat waktu dalam pelayanannya,” ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Simak juga: Sri Mulyani: Kemiskinan Tantangan Besar dalam Pembangunan
Menurut Khofifah, untuk tahun 2018 cakupan penerima bansos PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) akan ditambah menjadi 10 juta.
"Cerita sukses PKH yang diakui dunia internasional itu, akan ditampilkan pada Pusat Keunggulan Taskin dan Penyuluhan Sosial," kata Edi yang telah menerbitkan sejumlah buku dan beberapa karyanya terbit di jurnal ilmiah internasional.