TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei PolMark Indonesia menyatakan kemiskinan masih menjadi persoalan selama 3 tahun Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Dari pertanyaan persoalan bangsa saat ini, sebanyak 27,7 persen memilih jawaban masyarakat masih berada dalam garis kemiskinan," kata CEO PolMark Indonesia Eep Saifulloh Fatah dalam diskusi publik bertema "Tiga Tahun Jokowi-JK dan calon penantang Jokowi 2019: Laporan Survei Nasional" di Restoran Batik Kuring, Jakarta, Ahad, 22 Oktober 2017.
Selain mengenai kemiskinan, responden menyatakan persoalan lain yang masih membelit adalah harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat (19,6 persen), korupsi merajalela (14,2 persen), sulit mendapat pekerjaan (6,5 persen), akses layanan kesehatan belum baik dan pelayanan kesehatan gratis belum merata di seluruh daerah (6,1 persen), diskriminasi ras, suku, dan agama (5,3 persen), serta sejumlah persoalan lain.
Baca: Survei PolMark: Kepuasan Publik terhadap Jokowi 67,5 Persen
Terkait dengan kinerja Jokowi, Eep mengatakan 42,7 persen responden menyatakan tidak setuju ketika disodori pertanyaan apakah saat ini lapangan pekerjaan lebih tersedia dan mudah didapat. Angka ini, kata dia, sama persis dengan jumlah responden yang tidak setuju bahwa kebutuhan pokok lebih tersedia dan harganya lebih terjangkau.
Kendati mengeluhkan masalah kemiskinan, PolMark juga mencatat 67,5 persen responden puas dengan kinerja Jokowi. Sedangkan responden yang mengaku tidak puas 25,4 persen.
Survei PolMark soal 3 tahun Jokowi JK dilakukan pada 9-20 September 2017 dengan 2.250 responden di 32 provinsi. Metode yang digunakan adalah multi-stage random sampling dengan margin of error ± 2,1 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.