TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romy mengatakan para santri wajib berpolitik. “Santri itu wajib berpolitik. Karena bukan hanya santri, umat Islam itu diajarkan untuk berpolitik. Siapa yang mengajarkan, Al-Quran dan sunah,” kata Romy dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Semarang, Minggu, 22 Oktober 2017.
Romy menjelaskan, Islam mengajarkan umatnya untuk taat pada suatu pemimpin. Implisit dari pesan tersebut seorang pemimpin harus memiliki dasar iman dan agama yang kuat dalam menjalankan kekuasaan. Nabi Muhammad pun, kata Rommy, menjadi inisiator utama Madinah pada masanya.
Baca juga: Hari Santri Nasional, Menteri Agama: Maknanya Kini Luas
“Berpolitik itu bukan sekadar anjuran, namun wajib. Karena jangan sampai politik menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Jangan sampai kejahatan terjadi hanya karena umat beragama tidak mau turun tangan. Kejahatan bukan karena banyaknya orang jahat, namun sedikitnya orang baik yang mau terlibat dalam melawan kejahatan,” kata dia.
Ia juga mengingatkan para santri untuk menghindari tiga hal yang dapat menyebabkan kehancuran suatu generasi.
"Indonesia dengan ribuan pulau mudah sekali disusupi tiga hal. Pertama adalah narkoba. Kedua, pornografi dan pornoaksi. Ketiga, sasaran ideologi dunia," ucapnya.
Menurut Romy, peredaran narkoba di Indonesia sudah tak terbendung dan menyasar para kaum muda yang produktif. Ia mendapati data soal akses situs pornografi di Indonesia memecah rekor tertinggi di dunia.
Baca juga: Jokowi-JK Masuk Kategori Mahasantri Bhakti Negeri
Soal sasaran ideologi bangsa, Romy menganggap banyak agen yang memasarkan radikalisme, kapitalisme, dan membangun kolonialisme baru. Sehingga nilai toleransi yang dimiliki santri perlu diamalkan dalam keberagaman Indonesia.